Selasa, 20 November 2012

reapirasi 1, HERMAN,SKEP.,NS, ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PERNAFASAN


ASUHAN KEPERAWATAN
SISTEM  PERNAFASAN
ANATOMI  FISIOLOGI
SISTEM  PERNAFASAN
Sistem  Pernafasan terdiri dari
 - Hidung
 - Faring
 - Laring
 - Trakea
 - Bronkus Kanan Dan Kiri
 - Paru-paru Kanan Dan Kiri
 

1. Saluran nafas bagian atas                                        
    a. Hidung
- Merupakan sal udara pertama
- Terdiri dari 2 lubang (cavum nasi) yang dipisahkan oleh septum nasi
- Didalamnya terdapat bulu-bulu yang gunanya untuk menyaring udara dan kotoran yang masuk kedalam hidung
- Bagian hidung terdiri dari :
a. Bagian luar terdiri dari kulit
b. Bagian tengah terdiri dari otot dan tulang rawan
                c. Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir berlipat yang disebut karang hidung
    
- Didalam rongga hidung terjadi : pemanasan,pelembaban dan penyaringan terhadap benda asing yang masuk
- Proses pemanasan dan pelembaban dilakukan               oleh sel-sel khusus lapisan mukosa
                               
sinus adalah cavum yang berisi udara
Terdiri dari 4 bagian :
 1. Sinus maksilaris
 2. Sinus Frontalis
3. Sinus Spenoidalis
4. Sinus Etmoidalis

               
b. Pharinx
- Tempat persimpangan antara jalan pernafasan dengan jalan makanan
- Letaknya dibawah dasar tengkorak dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah dengan ruas tulang lehar 
- Pharinx terbagi menjadi 3 bagian :
1. Nasopharynx       bagian atas
Terletak tepat sebelah belakang rongga hidung,di bawah dasar dari tengkorak dan di sebelah depan vertebra servikalis ke-1 dan ke-2,nasofaring bagian depan keluar ke rongga hidung dan bagian bawah ke orofaring
               
  
2. Oropharynx      bagian tengah
                    Merupakan sesuatu yang umum pada sistem pernafasan dan sistem pencernaan karena makanan masuk kedalamnya dari mulut dan udara masuk kedalamnya dari nasopharynx dan paru-paru  
3. Laryngopharynx      bagian bawah

c. Laring (kotak suara)
- Merupakan saluran udara dan berfungsi dalam pembentukan suara
- berfx untuk membantu penyaringan,penghangatan dan kelembaban udara sebelum mencapai alveoli.                Disini udara dibersihkan/disaring dari debu,  bakteri dan partikel2 lainnya. 
- Laring terbentuk dari 9 tulang rawang :
     Cartilago thyroidea (1 buah)
     Cartilago arytenoidea (1 buah)
     Cartilago cricoidea (2 buah)
     Cartilago triticea (2 buah)
     Cartilago epiglotis (3 buah)

- Laring dilapisi oleh selaput lendir
- Laring terletak pada garis tengah bagian depan leher,        terbenam dalam kulit,kelenjar tiroid dan beberapa otot kecil
 
2. Saluran nafas bagian bawah
    Dimulai dari ujung bagian bawah trakea yg terdiri  
    dari 2 cabang utama, yaitu bronkus kanan dan kiri
   a. Trakhea
        - Panjang trakhea 9 – 11 cm
        - Lanjutan dari laring yang terbentuk dari 16 – 20       cincin,terdiri dari tulang rawan berbentuk            seperti kuku kuda.
   b. Bronchus
        - Lanjutan trakhea
        - Mempunyai dua percabangan (pada vertebra
 throkalis IV dan V)
        - Bronchus berjalan ke bawah kearah paru-paru
- Bronchus kanan lebih pendek dan lebih besar dari bronchus kiri,terdiri dari 6-8 cincin bercabang 3.
- Bronchus kiri lebih panjang dan ramping terdiri dari 9-12 cincin dan bercabang 2.
 c. Bronchiolus
                - Merupakan cabang bronchus
                - Paru-paru kiri (2 bronchiolus)
                - Paru-paru kanan (3 bronchiolus)
                - Dikelilingi otot polos sehingga ukurannya dapat berubah
Kantung udara kecil tempat terjadinya pertukaran gas2 antara udara dan darah.
v   Fungsi sistem respirasi
Fungsi utama : untuk memperoleh O2 agar
          dpt digunakan oleh sel2 tubuh dan
          mengeliminasi CO2 yg dihasilkan oleh sel.
Fungsi lain :
1. Menyediakan jalan u/ mengeluarkan air dan
        panas.
2. Meningkatkan aliran balik vena
3. Berperan dlm memelihara keseimbangan asam basa normal dgn mengubah jumlah CO2 penghasil asam (H+) yg dikeluarkan.
4. Memungkinkan kita berbicara, menyanyi dan vokalisasi lain.
5. Mempertahankan tubuh dari invasi bahan asing.
6. Mengeluarkan, memodifikasi, mengaktifkan,
atau menginaktifkan berbagai bahan yg melewati sirkulasi paru.

RESPIRASI
                                Transport O2 dari atmosfer ke jaringan tubuh dan transport CO2 dari sel kembali ke atmosfer.
Terdiri dari 3 proses, yaitu :
  1. Ventilasi paru      penyaluran O2 atmosfer ke dlm alveoli (inspirasi) dan pengeluaran CO2 dari alveoli ke atmosfer (ekspirasi)
                Dipengaruhi oleh :
                - Penyediaan O2 yg memadai
               
-           Kondisi jalan nafas
- Adekuatnya kompliance paru
- Pengaturan respirasi
              Penyediaan O2 yg memadai
      Konsentrasi O2     pada tempat ketinggian
      Jalan nafas
                                   menghangatkan
      - Hidung fx :        melembabkan
                                   menyaring
      - Tracheostomy : Tdk disaring       infeksi paru                                        
      Complience paru adalah keadaan mengembang dan mengempisnya paru.
Ú          Compliance paru terbagi :
       
                a.  Compliance thorax
                         pengembangan dada dgn thoraks
                    b. Compliance paru
                         pengembangan diukur diluar tubuh
                    c. Compliance total
                         pengembangan paru dan torax
Compliance paru terganggu       edema, tumor, kiposis, surfaktan, trauma.
Ú         Pengaturan pernafasan  
                   Pusat       medulla oblongata
                                      mempertahankan irama normal
                   inspirasi              ekspirasi
                                                     
              N: 1 – 1,5 detik      N: 2 – 3 detik
Ú   Dipengaruhi oleh rangsang :
a. Rangsang kimia
        CO2,      pH darah dan     pH dlm cairan
    Otak
b. Rangsang bukan kimia
    Emosi, peregangan spincter di anus, tekanan darah
Kontrol saraf pada pernafasan melibatkan tiga
komponen terpisah, yaitu :
a. Faktor yg bertanggung jawab untuk menghasilkan irama inspirasi/ekspirasi scr berganti2.
Ú  b. Faktor yg mengatur kekuatan ventilasi
kecepatan dan kedalaman pernafasan agar sesuai dgn kebutuhan tubuh.
c. Faktor yg memodifikasi aktivitas pernafasan untuk    memenuhi tujuan lain.
          volunter : kontrol bernafas pada saat berbicara
          involunter : manuver pernafasan yg terjadi
                              pada saat batuk atau bersin.
Ú  2. Difusi       pertukaran O2 dan CO2 antara alveoli  dgn darah
    Dipengaruhi oleh :
    -  Tebal membran alveoli
    -  Luas permukaan
    -  Perbedaan tekanan dgn konsentrasi
Ú  3. Sirkulasi      transportasi  O2 dan CO2 antara  darah dan jaringan (sel) 
    Dipengaruhi oleh :
    -  Cardiac output
    -  Erithrocyt
    -  Kondisi pembuluh darah
    -  Exercise
Ú  Faktor2 penting untuk kelancaran fungsi pernafasan :
  1. Pusat pernafasan di otak harus aktif dan responsive pada konsentrasi gas darah.
  2. Saluran saraf (nerve pathways) harus lengkap dan utuh shg rangsang dpt ditransmisikan dari otak ke otot pernafasan.
  3. Otot2 pernafasan harus berfungsi sebagaimana mestinya.
  4. Jalan nafas harus terbuka, shg O2 dpt disalurkan dan CO2 dpt dikeluarkan.
Ú  e. Alveoli harus dpt mengembang
f. Jaringan kapiler harus adekuat untuk me    difusi
g. Harus ada suplay O2 yg adekuat dari atmosfer
h. Pengangkutan O2 ke sel.
i.  Sistem cardiovaskuler lengkap dan utuh shg dpt   mengedarkan O2 keseluruh tubuh.
       
                                                         
Ú            Mekanisme respirasi
Inspirasi      - Kontraksi diafragma
                      Diafragma turun
                          Rongga dada membesar
                        - Iga2 juga terangkat
                          antero    – posterior
Ekspirasi     - Relaksasi diafragm 
                                                Diafragma bergerak naik
                                                      - Kontraksi otot abdomen
                                      - Iga2 ikut tertarik kebawah dan                                                                   kebelakang.
   Faktor2 yg mempengaruhi respirasi
1. Lingkungan
                Ketinggian, panas, dingin dan polusi udara mempengaruhi respirasi. Semakin tinggi ketinggian, semakin rendah tekanan parsial dari O2 (PO2) dari pernafasan seseorang.
2. Latihan
            respirasi dan suplay oksigen didlm tubuh dpt
            disebabkan oleh faktor kimiawi, persarafan
            dan perubahan suhu
Ú             
 3. Emosi
     Khawatir dan marah     stimulasi
     nervus simpatis     denyut jantung.
  
 4. Gaya hidup
     mempengaruhi kebutuhan O2,
     mis: pola aktivitas dan pekerjaan.
     Orang yg duduk terus-menerus
     akan kekurangan ekspansi
     alveolar dan pola pernafasan
     daripada orang yg latihan rutin.
Ú                                     
Ú                   5. Status kesehatan
                   mis : penyakit sistem kardiovaskuler dan
                                       respirasi dpt mempengaruhi O2 dlm
                                       darah     hipoksemia.
            6. Narkotika
                    morfin, meperidine, hydroclorida (demerol)          kecepatan dan kedalaman pernafasan      menekan pusat pernafasan di medulla.
Ú  PENGKAJIAN UMUM PADA KLIEN DENGAN SISTEM PERNAFASAN
                Pengkajian fungsi sistem pernafasan bertitik tolak pada proses-proses respirasi (ventilasi,difusi,dan transportasi)
*        PENGKAJIAN UMUM SISTEM PERNAFASAN
  1. DATA DEMOGRAFI
                Nama,J.Kelamin,umur,pekerjaan,tempat tinggal dll
B.    RIWAYAT KESEHATAN
        1. Riwayat kesehatan sekarang
                                 - Apa keluhan utama ?              PQRST
                                    (menjelaskan alasan pasien yang utama mencari bantuan)
                                 - Bagaimana sifat keluhan ?
           - Kapan keluhan mulai dirasakan ?
                                 - Keluhan lain yg menyertai ? (batuk,sputum,nyeri dada)
                                 - Pertolongan atau obat2an yg pernah
              diperoleh ?
                                -  Apakah keluhan bertambah atau berkurang
                     pada saat tertentu ?
Ú  K.U yang sering pada klien dengan gangguan sistem pernafasan :
1. Batuk : merupakan tanda utama dari ggn  sistpernafasan
                       (Apakah batuk hilang timbul, menetap, hub                        dengan cuaca,sudah berapa lama,batuk kering                         atau produktif)
2. Sputum : Gejala penting yang berhubungan dengan                  batuk.(Jumlah,warna dan konsistensinya)
3. Nyeri dada : Apakah nyeri dada bersumber dari :
                                                 - Otot
                                                 - Saluran cerna
                                                 - Jantung:
Perawat perlu mengkaji :
- Apakah nyeri timbul
  spontan dan apak nyeri    berhubungan dengan inspirasi atau ekspirasi
-          Apakah nyeri menyebar
-          Apakah disertai muntah,
    mual dan kesulitan menelan
-           Apakah berhubungan dengan batuk
Ú            
     2. Riwayat kesehatan masa lalu
                                 - Apakah ada kebiasaan merokok ?
                                 - Apakah ada kebiasaan minum alkohol ?
                                 - Apakah ada riwayat alergi ?
                                 - Apakah menderita gangguan saluran
              pernafasan ?
                                 - Apakah ada riwayat penyakit saluran 
              pernafasan pada anggota keluarga ?
                                -  Bagaimana tempat pekerjaan dan
          lingkungan tempat tinggal ?
               
Ú       3. Riwayat kesehatan keluarga        Genogram  
                Mengetahui apakah ada anggota keluarga yang                 mengalami penyakit yang sama,ini untuk                 mengidentifikasi penyakit yg bersifat herediter                 yg dapat berpindah atau menular
    4. Riwayat psikologis
                                 - Bagaimana respon klien bila menghadapi
              masalah ?
                                 - Bagaimana perasaan klien terhadap
              penyakitnya ?
                                 - Tindakan apa yg dilakukan klien untuk
              mengatasi penyakitnya ?
           - Bagaimana tanggapan orang/keluarga                         tentang dirinya ?
Ú        5. Status Sosial Ekonomi
                mencakup :
               
                -              Kondisi tempat tinggal yang memungkinkan        klien      terpapar dengan polusi
-              Ventilasi ruangan sangat menentukan                                   kesehatan pasien dan keluarga
-  jenis pekerjaan perlu dikaji untuk         mengidentifikasi penyebab dan faktor resiko     gangguan
Ú  B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi
                    Dlm inspeksi akan dilihat :
                                 a. Keadaan umum
                                 b. Apakah ada retraksi ?
                                 c. Pengembangan dada simetris atau                          tidak
                                  
Ú      d. Bentuk dada
        Normal : simetris, diameter anterior-posterior
                       dan transversal 1 : 2 (A)
                    Abnormal :
                    - Pigeont chest (dada burung), diameter 
          transversal sempit, diameter antero posterior
          membesar dan sternum menonjol kedepan. (D)
                    - Funnel chest (dada cerobong), sternum
          menyempit ke dalam dan diameter antero
          posterior  yg mengecil. (C)
                    - Barrel chest (dada tong), diameter antero
Ú            posterior transversal yg mempunyai 
          perbandingan 1 : 1. (E)        
        e. Postur tubuh
           Normal : Tegap
           Abnormal :
                                 - Kiposis : punggung bengkok ok susunan
              tulang belakang bagian punggung tertarik ke
              belakang. . (C)
                                 - Skoliosis : postur tubuh miring kekiri/ke
              kanan ok susunan tulang belakang miring
Ú               kekiri/kekanan.
-              - Lordosis : bentuk dada terdorong kedepan
                                   (dada burung) ok susunan tulang belakang
             khususnya bagian dada tertarik kedepan. (D)
        g. Frekwensi dan type pernafasan
                                  Pola pernafasan
             Kecepatan
                        -  Pernafasan abdomen/diafragma abdomen
               tampak lebih menonjol pada waktu
               bernafas         pleuritis, post op rongga dada
                               
Ú   -  Pernafasan thoracal : pergerakan paru /
     thoraks terlihat nyata        distensi abdomen
 -  Eupnea : pernafasan normal yg lambat, berirama tanpa kesukaran, biasa, tenang, tidak ada kesulitan
-  Tachypneu : pernafasan cepat  dgn kesulitan bernafas dan dangkal (> 24 x/mnt)
             atelektasis paru
-          Bradypneu : pernafasan lambat dan dalam
     (< 16 x/mnt).  Frekwensi normal 16- 24x/mnt
-  Apneu : tidak terdapatnya pernafasan
Ú       
          Irama
       -  Pernafasan biot : cepat dan dalam, berhenti
          tiba2 kedalaman sama        meningitis
                   -  Pernafasan cheyne stoke : sangat dalam dan
           berangsur2 menjadi dangkal dan berhenti
           sama sekali ( Apneu)      gagal jantung,
           kerusakan pada pusat pernafasan (obat, tumor
           trauma).
                                 
Ú           fisiologi pada orang berada pada ketinggian
         1200-1500 kaki dari permukaan laut.
       -  Kusmaul : inspirasi dan ekspirasi berlangsung
           lama/panjang menjadi lambat dan dalam
                  koma diabetikum
Volume
-          Hiperventilasi : peningkatan jumlah udara dlm paru
    Ciri : pernafasan dalam dan panjang, biasa pada
           penderita kecemasan
-           Hipoventilasi : penurunan jumlah udara dlm paru
  Ciri : pernafasan dangkal
Kesulitan pernafasan
-          Dyspnea : kesukaran dlm usaha bernafas, klien merasa tidak puas dan cukup oksigen dan disertai perasaan tertekan.
-          Orthopnea : Kemampuan bernafas pada saat duduk atau berdiri.
Ú  Bunyi pernafasan
Bunyi pernafasan tanpa alat :
  • Stridor : nyaring, kasar, terdengar pada inspirasi
             obstruksi laring
  • Snoring : mendengkur atau pernafasan nyaring
             obstruksi batang bronchial
  • Wheeze : bunyi mengik (siulan) terdengar pada ekspirasi        obstruksi bronchial
  • Bubbling : suara spt air mengalir lewat pada saluran pernafasan, udara melewati sekret.
Ú  Bunyi nafas terdengar lewat stetoskop
  • Rales : terdengar kuat pada inspirasi spt udara bergerak yg berakumulasi dgn sekret.
  • Ronchi : kasar, kering spt udara bergerak dlm saluran udara.
  • Wheezing : udara bergerak melalui mukosa yg sempit atau broncus yg menyempit.
  • Crep : spt menggesekkan kertas, dihasilkan oleh udara dlm jaringan subcutan atau udara bergerak melalui cairan pd alveoli.
  •  Pleura rub : suara kasar yg dihasilkan oleh gesekan
       pleura
Pergerakan dada
  • Flail chest : cedera tulang iga
          Pernafasan paradoksal : dada dgn paru
      berlawanan gerakannya dari keadaan normal
              atelektasis
  • Retraksi : - Intercostal : diantara tulang rusuk
                                - Substernal : dibawah tulang dada
                                - Suprasternal : diatas tulang dada
                    - Supra clavikula : diatas klavikula
Ú  2.  Palpasi
    Untuk mengetahui     nyeri tekan, bengkak, massa, lesi, kesimetrisan ekspansi dan vokal fremitus.
    Vokal fremitus ad/ getaran suara yg disalurkan dari laring ke permukaan toraks melalui trakea, bronchi dan paru2.
                Vokal fremitus menjadi lemah atau hilang sama sekali (kurang bergetar) jika :
                -  Rongga pleura terisi air, darah, nanah atau udara
    -  Brongkus yg tersumbat
Ú            - jaringan paru yg tidak elastis lagi
                - atelektasis obstruktif
        Vokal fremitus mengeras (getaran > jelas)
         disebabkan oleh :
          - TBC
          - Tumor
          - Atelektasis
          - Pada apek paru dinding dada kanan
            (bronkus) besar
          - Laki2
Ú          Cara :
         -  Ekspansi         letakkan kedua telapak tangan
                                scr datar pada anterior, sisi dan posterior
                                                                anjurkan tarik nafas
                               Normal        simetris
         -  Vokal fremitus
                                  Rasakan getaran saat pasien menyebut angka
            “tujuh puluh tujuh” atau “enam enam”
             lakukan pd seluruh permukaan dada (atas –
             bawah,  kiri – kanan, depan – belakang)
Ú  3.  Perkusi
    Ketukan pada dinding dada untuk menghasilkan  suara normal paru2       sonor
                - Untuk menentukan batas-batas paru
                   Perbandingan paru2 kiri dan kanan
       Menentukan adanya proses dalam paru2
            Bunyi perkusi normal : sonor/resonan
                                  Bunyi perkusi tidak normal :
             - Tympani : penimbunan udara
Ú  Perkusi       untuk mengetahui batas paru2 dan organ
                   sekitarnya.
  • Perkusi dari batas kosta kiri ke bawah     
          didapatkan bunyi timpani (lambung)
  • Resonan – tympani       didapatkan pada spasium interkostalis ke 8 sisi dada kiri (batas paru – lambung)
  • Batas paru – hati       spasium interkostalis ke 6 pada sisi dada kanan.
  • Batas pada dinding posterior :
    - batas atas paru2      daerah supraskapularis 3-4
            jari dipundak.
         -  batas bawah paru       garis skapularis setinggi
             vertebra torakali ke 10
-          Hypersonor        empisema paru, pneumotoraks
    Bunyi perkusi pekak/datar        cairan, tumor paru,
     jaringan padat (jantung, hepar)
4. Auskultasi
           mendengarkan suara pernafasan pada dinding
           toraks dgn menggunakan stetoskop dan pasien
           dianjurkan nafas dalam.
Ú     Ada 3 bunyi nafas yg normal
                a. Vesikuler
                    Terdengar disemua lapangan paru yg normal
                     Ciri2 : -  Nada rendah dan lembut
                    -  Inspirasi > ekspirasi
                b.  Bronkhial
                     Terdengar didaerah trakea (leher) dan
          suprasternal
         Ciri2 : -  keras (nada tinggi), kasar
                     -  Ekspirasi > inpirasi
Ú             c.  Bronchovesikuler
                Tedengar pada percabangan bronkus dan
                trakea (sekitar sternum dan regio
                interskapula = ICS 1 dan 2)    
                Ciri2 : -  Nada sedang, > kasar dari
                               vesikuler
                            -  Inspirasi dan ekspirasi hampir
                               seimbang
Bunyi nafas tambahan
a. Ronchi kering (wheezing)
                Bunyi yg tak terputus yg terjadi oleh adanya getaran dlm lumen saluran pernafasan.
    -  Kelainan selaput lendir           
Ú          -  Penyempitan       ekspirasi dan inspirasi
                                       terganggu
        -  Sekret kental atau lengket.
b. Ronchi basah (rales)
    Bunyi yg dihasilkan oleh gelembung udara yg melewati cairan, dpt ditirukan spt : meniup dgn pipa dlm busa sabun (suara berisik yg terputus)
           terdengar saat inspirasi
c. Presipitasi
    Bunyi yg sifatnya timbul pd akhir inspirasi, spt : garam yg dimasukkan dlm api.
    Didengar pada : edema paru, kor pulmonal, tumor
                               paru dan alveoli tdk terbuka.
Ú  d. Gesekan pleura
                Bunyi yg timbul sbg manifestasi kelainan pleura akibat gesekan pleura yg menebal atau menjadi kasar krn mengalami peradangan, mis : pleuritis.
Tanda dan Gejala ggn sistem pernafasan
  • Dispneu (sesak nafas)       kelainan pulmonal dan jantung      pe   kekakuan paru dan tahanan jalan nafas.
  •   Batuk : produktif/non produktif        iritasi
        membran mukosa dlm saluran nafas        asap,
        kabut, debu atau gas       akumulasi sekresi dlm
                bronki dan bronkiolus.
  • Sputum/sekresi
                        -  sputum mukoid, encer : bronkitis virus  
                                  -  sputum mukoid berwarna merah muda   
                      tumor paru  
                                  -  warna pink, berbusa dan banyak (mengalir
                ke dlm tenggorok) : edema pulmonal
                                  -  sputum yg berbau dan nafas buruk : abses
Ú        paru, bronkiektasis, infeksi akibat organisme
      anaerobik lainnya.
  • Nyeri dada : embolisme pulmonal dgn infark paru dan pleuritis.
  • Mengi : bronkokontriksi (penyempitan jalan nafas)
  • Jari tabuh : hipoksia kronis, infeksi paru kronis dan keganasan paru
  • Hemoptisis : infeksi pulmonal, karsinoma paru, emboli dan infark pulmonari.
  • Sianosis  : hipoksia
Ú  C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
                 1.  Metode Radiologi
                                a. Pemeriksaan dada dgn sinar X (foto thorax)
                                   dpt memberikan informasi tentang :
                                   -  status dinding thoraks termasuk ICS,
                 pleura, dan bentuk diafragma.
                                   -  ukuran, bentuk dan posisi dr mediastinum
                dan nilai paru2, termasuk jantung, aorta
                dan akar percabangan bronkus.
Ú         -  Ukuran, bentuk, jumlah dan tempat lesi paru2.
                 b. Tomografi
                  dilakukan bila lesi sangat sulit dilihat dari
                  hasil foto toraks dgn memperlihatkan lesi
                  intra torakal, mis : adanya lubang, kista
                  atau penlapukan.
                  c. Fluroscopy
                  tehnik radiologis atau penyinaran sinar X
                  untuk melihat toraks dan seluruh isinya
Ú         dlm keadaan bergerak. Cara ini tidak dianjurkan,
       krn adanya akibat radiasi pada pasien dan
       pemeriksa, mis : dpt menyebabkan kemandulan.
   d. Bronchografi
             memastikan bronkiektasis dan mendeteksi
             bentuk kelainan bronkus.
                e. Angiografi
              penyuntikan cairan radiopaque melalui vena
              lengan ke atrium kanan, vebtrikel kanan lalu
              kedlm arteri pulmonalis utama. Tehnik ini
              untuk menentukan adanya emboli atau  
              menentukan derajat infark paru.
Ú            f. Scanning paru2
                     mendeteksi emboli atau lesi pada paru2.
 2.  Metode Bronhoscopy
              melihat trakea dan cabang2 utamanya
              u/mengetahui adanya kelainan2 atau untuk
              tujuan terapeutik, spt : menghisap sekresi /
              lendir, mengambil benda asing, biopsi.
 3.  Pemeriksaan biopsi
              jaringan u/pemeriksan diperoleh dari
              saluran pernafasan bagian atas atau bawah.
Ú   4.  Pemeriksaan sputum
               menegakkan diagnosis dan pengobatan
               penyakit pernafasan M.O yg terdpt dlm
                                     sputum, mis : u/mengetahui penyebab
                pneumonia bakterial TBC dan berbagai
                jenis jamur.
                dikulturkan dlm entuk jumlah, bau, warna,
                konsistensi (tebal, BTA) dan adanya
                hemoptisis.
Ú    5.  Kultur tenggorokan
              mengidentifikasi adanya m.o patogen dan
              antibiotik yg sensitif dan u/ mengevaluasi
                                   efektivitas terapi.
  6.  Tes darah vena
              mengetahui besarnya transport O2 ke tubuh,
              pengukuran Ht u/ mengetahui volume sel yg
              menempati eritrosit, pengukuran jumlah
              eritrosit dan leukosit.
  7.  Tes darah arteri
               mengindikasikan status respirasi klien. Yg
Ú     diperiksa ad/ tekanan parsial O2 dan CO2, saturasi
    O2, konsentrasi ion H2 dan jumlah ion bikarbonat
*       MASALAH –MASALAH PADA RESPIRASI
                 Masalah2 yg biasanya terjadi dlm pemenuhan
     kebutuhan oksigenasi, antara lain :
                 1.  Bersihan jalan nafas yg tidak efektif
                  keadaan dimana seseorang tdk mampu
                  u/membersihkan sekret atau obstruksi
                  dari sal. Pernafasan u/menjaga sal. Nafas
                  tetap bagus.
Ú  2.  Pola nafas yg tidak efektif
                  Keadaan dimana pola inhalasi dan ekhalasi
       seseorang tdk mampu u/mengadakan ventilasi
       secara adekuat.
*      DIAGNOSA KEPERAWATAN
                1.  Bersihan jalan nafas yg tidak efektif b/d :
                     -  Infeksi trakeobronkhial, obstruksi dan sekret
         -  Penurunan energi dan kelelahan
Ú             -  Trauma (akibat inhalasi)
           -  Dehidrasi
      2.  Pola nafas yg tidak efektif b/d :
                                 -  Kerusakan muskuloskeletal/neuromuskuler
            -  Nyeri
                                 -  Cemas
                                 -  Penurunan energi dan kelelahan
                                 -  Proses inflamasi.
*        RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN
                 1.  Mempertahankan jalan nafas normal, dgn :
                                a.  Posisi  : semi fowler atau high fowler
                     memungkinkan pengembangan dada
                     maksimum        px dispneu.
                                      - Mendorong atau menyediakan perubahan
                   posisi yg sering.
                                      - Menganjurkan ambulasi
                                      - Memberi obat analgetik        memberikan
                   kenyamanan
Ú                  b.  Nafas dalam dan batuk efektif
                       memperlancar pertukaran gas dlm
                       paru2, memperkuat otot2 pernafasan
                                                   dan menambah efisiensi pernafasan
                        dilakukan pada pasien dgn ekspansi
                         paru terbatas, mis : penyakit PPOM 
                         atau pd klien pemulihan bedah pasca
                         thoraks
                        Caranya :
                                                -  Posisi semi duduk pada tempat tidur                      atau    kursi atau posisi rebah ditempat              
Ú         tidur dgn satu bantal
     - Luruskan lutut untuk relaksasi otot abdomen
     - Letakkan satu atau kedua tangan pada abdomen
                   tepat dibawah iga.
     - Bernafas dalam melalui hidung, menjaga mulut
        tetap tertutup
     - Konsentrasi untuk merasakan kenaikan
        abdomen sebisa mungkin, tetap rileks dan
        hembuskan nafas melalui hidung dan mulut
        untuk mempertinggi exhalasi efektif.
      - Jika diindikasikan, batuk 2 atau lebih pada
Ú              waktu exhalasi
                - Gunakan latihan ini ketika merasakan nafas
             pendek dan tingkatkan scr bertahap 5
                                  sampai 10 menit sebanyak 4 x sehari
c.   Latihan pengembangan dada, untuk :
                                       -  Memperbaiki ventilasi paru
                                       -  Menghilangkan efek anestesi atau
                     hipoventilasi
                                       -  Menghilangkan sekret pernafasan
                                       -  Memudahkan pertukaran udara
                     pernafasan
                                       -  Mengembangkan alveoli yg kolaps
Ú              Latihan pengembangan dada dilakukan pada
            pasien yg dibatasi pergerakan bagia atas atau
            bawah dada        nyeri dari peny. Pernafasan           
            akut, bedah toraks atau bedah bagian atas
            abdomen. Terdiri dari latihan pengembangan
            apikal dan basal.
Caranya :
Pada latihan pengembangan bagian apikal
  • Letakkan jari2 dibawah klavikula klien dgn menggunakan tekanan yg lunak.
           memudahkan evaluasi dari kedalaman
           inhalasi apikal
  •   Instruksikan pada px untuk berkonsentrasi pada
        pengembangan dada depan bagian atas ketika
        inhalasi        mengisi udara pada area apikal dari
                lobus paru atas.
  • Klien menahan inhalasi untuk beberapa detik sebelum scr perlahan exhalasi melalui mulut atau hidung         menaikkan pengisian udara dari alveoli.
  • Latihan ini dilakukan beberapa kali sehari
           membantu untuk mengembangkan jaringan
           paru dan pergerakan sekret untuk menaikkan
           efektivitas eleminasi
Ú      Pada latihan pengembangan bagian basal
  • Letakkan telapak tangan pada area dibawah iga sepanjang garis midaxilla dgn tekanan sedang.
             memudahkan evaluasi dan perbandingan dari
             kedalan inspirasi.
  • Instruksikan klien untuk berkonsentrasi pada pergerakan dada bawah pada inhalasi dan kmd exhalasi perlahan. Jika terjadi kesulitan dalam exhalasi atau jika dada tertarik keatas, anjurkan untuk exhalasi dgn bibir scr perlahan.
Ú          d. Hidrasi yg adekuat 
                    menjaga kelembaban dari membran
                    mukus pernafasan       
              -  Tingkatkan dan monitor intake cairan
2.  Mengatasi gangguan pernafasan
                 a.  Latihan pernafasan
                 b.  Intensif Respiratory Spirometer (IRS)
                 menyokong inspirasi maksimal mengukur
                 aliran udara inhalasi melalui bagian mulut
                 spirometer.
                      Caranya :
                                -  Pasien inspirasi        menekan beberapa                     
Ú        saat      keluarkan perlahan2. jika volume inspirasi
      mencapai waktu yg ditentukan (>5000 ml) mesin
      kembali kekeadaan semula        lampu menyala
  c. Postural Drainage
             gravitasi sekresi dari berbagai segmen paru dpt     perkembangan bakteri dan infeksi sekunder serta menyumbat jalan nafas kecil       atelektasis.
                sebaiknya dilakukan sebelum sarapan, makan siang, sore menjelang malam dan menjelang tidur
                - Kaji TTV
                - Catat tanda2 toleransi, spt : muka pucat,
       diaporesis dan dispneu
Ú   d.  Suction
             mengeluarkan sekret yg menumpuk pada
             jalan nafas shg memudahkan u/ ventilasi             
             Ukuran : Jarak        ujung hidung – cuping
             telinga (± 13 cm)       dewasa
  e.  Terapi O2
                     Dilakukan pada klien yg menderita
              hypoksemia, gejala :      denyut nadi yg
              cepat, pernafasan dangkal dan dyspneu,
              gelisah atau mengigau, retraksi substernal
              atau intercostal dan cyanosis.
                           
PNEUMONIA
Catatan tambahan respirasi
Ú  PENGERTIAN
Pneumonia Adalah Infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan jaringan interstitiil
Ú  ETIOLOGI
Ú   Bakteri
Ú   Virus
Ú   Mikoplasma/Jamur
Ú  PATOFISIOLOGI
Kuman masuk ke jaringan paru melalui saluran pernafasan Atas mencapai bronkiolus dan kemudian ke Alveolus sekitarnya dan menyebabkan infasi kuman pada jaringan paru.
Pola Penyakit Tergantung : Agen Penyebab Usia Anak, Reaksi Anak, Luasnya Lesi dan derajat obstruksi Bronkus.
Ú  INSIDENS
  1. Pneumonia virus                   sering dijumpai di negara maju
  2. Pneumonia streptokokus                   paling sering pada 2 tahun pertama kehidupan..
  3. Pneumonia pneumokokus              90% dari semua pneumonia.
  4. Mikoplasma               umur 16 dan 19 tahun.
  5. Pneumonia akan terjadi lebih berat dan lebih sering pada bayi dan anak-anak kecil.
  6. Virus sinsisium respiratori merupakan penyebab berbesar dari kasus pneumonia virus.
  7. Infeksi virus saluran napas adalah penyebab kematian kedua pada bayi dan anak kecil.
  8. Pneumonia mikoplasma mencakup 10 sampai 20% pneumonia yang dirawat di rumah sakit.
Ú  MANIFASTASI KLINIS
Tanda-tanda klinis utama :
          Batuk
          Dispnea
          Takipnea
          Sianosis
          Melemahnya suara napas
          Retraksi dinding toraks
          Napas cuping hidung
          Nyeri abdomen
          Batuk paroksismal mirip pertusis
          Anak-anak yang lebih besar tidak tampak sakit
Ú  KOMPLIKASI
  1. Pneumonia interstisial menahun
  2. Atelektasis segmental atau lobar kronik
  3. Rusaknya jalan napas
  4. Efusi pleura
  5. Kalsifikasi paru
  6. Fibrosis paru
  7. Bronkitis obliteratif dan bronkiolitis
  8. Atelektasis persisten
Ú  PENATALAKSANAAN MEDIS
Ú    Oksigenasi dan  terapi
    pernafasan
Ú    Antibiotik
Ú    Torasintesis atau WSD
Ú  PENGKAJIAN KEPERAWATAN
  1.  Pengkajian respiratori.
        Bernapas (Frekuensi, Pola, Retraksi, Cuping Hidung, Posisi nyaman)
        Hasil auskultasi toraks (Ronki Kering/Basah, Insp-Eksp memanjang, Serak, Batuk, Stridor)
        Hasil pemeriksaan toraks
          Lingkar dada
          Bentuk dada
        Tampilan umum
          Warna merah muda, pucat, sianosis, akrosianosis
          Tingkat aktivitas
          Perilaku apatis, tidak aktif, gelisah dan ketakutan
          Tinggi dan berat badan
  1. Kaji kepatenan jalan napas.
  2. Kaji adanya tanda-tanda gawat pernapassan dan respons terhadap terapi oksigen.
  3. Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi
  4. Kaji respons anak terhadap pengobatan.
  5. Kaji kemampuan keluarga untuk penatalaksanaan program pengobatan di rumah.
  6. Bersihan Jalan Nafs tidak efektif.
  7. Tidak Efektifnya Pola Nafas
  8. Gangguan pertukaran Gas
  9. Gangguan ventilasi spontan
  10. Kurang Pengetahuan
  11. Resiko Aspirasi
  12. Potensial Komplkasi syok septik
  13. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan
  14. Hipertermia
  15. DIsfungsi respon penyapihan
Ú  MASALAH YANG LAZIM MUNCUL PADA KLIEN
Bersihan jalan napas tidak efektif
        Ditandai dengan :
                dyspnea, suara napas tambahan (rales, krakles, ronchi, whezing), orthopnea, batuk tidak efektif/ tidak ada, produksi sputum, cyanosis, sulit bicara, perubahan rata-rata rspirasi dan irama, kelelahan.
        Faktor yang berhubungan :
          Lingkungan : merokok, perokok pasif
          Obstruksi jalan napas : spasme jalan napas, sekresi berlebihan, jalan napas buatan, benda asing, sekresi di bronchi, eksudat di alveoli.
          Fisiologi : disfungsi neuromuskuler, hiperplasi dinding bronchial, penyakit paru obstruksi menahun, infeksi, astma, alergi.
Tidak efektifnya pola napas
        Ditandai  dengan:
                penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi, penurunan ventilasi per menit, penggunaan otot bantu pernapasan, dyspnea, ortopnea, gangguan ekspansi dada, napas pendek, pernapasan bibir, fase ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior pasterior, respirasi per menit : bayi <25/ >30, 1-4 thn <20/ >30, 5-14 thn <14/ >25, >14 thn <11/ >24, napas dalam :tidal volume :bayi 6-8 ml/kg, penurunan kapasitas vital.
        Faktor yang berhubungan :
                hipertensi, hipoventilasi, nyeri, deformitas dinding torak, cemas, fatigue, disfungsi neuromuskuler, gangguan muskuloskeletal, gangguan persepsi/ kognitis, obesitas, injury spinal cord, immatur syaraf, fatigue otot pernapasan.
Ú  Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan TBC
1. Definisi :
                Adalah penyakit menular yang disebabkan infeksi kuman mycobakterium tuberkulosis.
                Tuberkulosis Primber :
                Kalau seseorang terkena infeksi kuman TBC untuk pertama kalinya.
                Biasanya pada anak-anak
                Tuberkulosis Post Primber :
                Dapat terjadi sebagai akibat reaktivitas Lesi Primer, Perburukan dari Lesi Primer, Lesi
                Primer dapat menyembuhkan, kuman tetap berada dalam keadaan dormant (disebut juga infeksi laten) dan setelah bertahun-tahun kemudian dapat  reaktivasi kembali
                pada waktu ada penurunan daya tahan
Cara Penularan :
Terjadi melalui udara dengan menghirup dahak yang mengandung
kuman TBC yang dibatukkan dan dihirup oleh orang sehat
masuk ke jalan nafas dan berkembangbiak diparu,atau dahak yang
mengandung TBC jatuh lebih dulu ke tanah mengering dan debu
yang mengandung kuman TBC disebut juga air borne disease.
Patogenesis : TBC Primer
Pad orang yang tidak kebal, kuman TBC dapat masuk ke tubuh melalui :
-              Paru : Inhalasi (Lesi Primer di paru : 70-80%)
-          G.I.Tract : Di daerah dimana TBC sapi masihg sering ditemukan. (Lesi Primber di Intensine 12-25%)
Kuman masuk ke paru membentuk sarang pneumonia TBC setempat
yang kecil di perifer disebut sarang primer atau Afek Primer.
Dari sini terbawa kelenjar hilus.Lesi Primer bersama pembesaran
kelenjar hilus disebut Komplex Primer.Komplex Primer kemudian
menjadi : - Sembuh tanpa cacat.
                                                  -  Sembuh dengan klasifikasi.
                                                  -  Komplikasi dan menyebar.
Faktor yang berperan terhadap timbulnya penyakit TBC.
Kuman TBC adalah penyakit infeksi, maka faktor yang harus diperhatikan :
1.            Sumber infeksi :
                -              Manusia              : Sputum
                -              Binatang              : Susu
2.            Dosis infeksi
3.            Virulensi kuman TBC
4.            Daya tahan host
Pencegahan Tuberkulosis :
1.            Pencegahan infeksi
                a.            Pencegahan infeksi dari sputum dengan  cara :
                                -              Case finding : photo mass, sputurn, skin test.
                                -              Isolasi dan therapi pasien secara efektif
                                -              Menurunkan kemungkinan infeksi dari kasus yang tidak diketahui dengan cara :
                                                Memperbaiki ventilasi dan mencegah over crowding di rumah, tempat kerja,                                   transport             umum dan tempat-tempat pertemuan umum.
                b.            Pencegahan infeksi dengan susu sapi yang  bebas TBC dand engan pasteurisasi                susu.
2.            Meningkatkan daya tahan host
                a.            Gizi yang baik, perumahan yang baik, tidur yang cukup, olah raga, udara yang   segar.
                b.            Meningkatkan daya tahan spesifik dari host dan vaksinasi BCG.
Komplikasi :
                -              Efusi pleura
                -              Empyma TBC
                -              TBC laryax
                -              TBC ekstra pulmoner
                -              COR Pulmonal
                -              CA Bronchus terutama pasien perokok
                                                                                                                                Pengobatan :
                                                                                                                                - INH (tBG)
                                                                                                                                - Rifanpicin
                                                                                                                                - Pyrazinamide
                                                                                                                                - Ethambutol
                                                                                                                                - Streptomycin
Ú  ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TBC
1. Pengkajian
Aktivitas/Istirahat
-              Kelelahan umum dan kelemahan.
-              Napas pendek karena kerja.
-              Kesulitan tidur pada malam atau demam malam hari, menggigil dan/atau berkeringat.
-              Mimpi buruk.
-              Takikardia, takipnea/dispnea pada kerja.
-              Kelelahan otot, nyeri dan sesak (tahap lanjut).
Integritas Ego
-              Adanya faktor stres lama.
-              Masalah keuangan, rumah.
-              Perasaan tak berdaya/tak ada haraan.
-              Populasi budaya/etnik : Amerika Asli atau imigran dari Amerika Tengah, AsiaTenggara,Indian anak benua.
-              Menyangkal (khusus selama tahap dini)
-              Ansietas, ketakutan, mudah terangsang.
Makanan/Cairan
-              Kehilangan nafsu makan
-              Tak dapat mencerna
-              Penurunan berat badan
-              Turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik
-              Kehilangan otot/hilang lemak subkutan
Nyeri/Kenyamanan
-              Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
-              Berhati-hati pada area yang sakit.
-              Perilaku distraksi, gelisah.
Pernafasan
-              Batuk, produktif atau tak produktif.
-              Nafas pendek.
-              Riwayat tuberkulosis.
-              Peningkatan frekuensi pernafasan (penyakit  luas atau fibrosis perenkim paru dan pleura).
-          Perkusi pekan dan penurunan fremitus (cairan atau penbalan pleural). Bunyi nafas menurun/tak ada secara bilateral atau unilateral  (effusi pleural/pneumotorak). Bunyi nafas tubuler dan/
                atau bisikan pektoral di atas lesi  luas. Krekels tercatat di atas apek paru selama                 inspirasi cepat setelah batuk pendek (krekels posttussic).
-              Karakteristik sputum : hijau/purulen, mukoid kuning, atau bercak darah.
-              Devisi trakeal (penyebaran bronkogenik)
Keamanan :
-              Adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS,kanker.
-              Test HIV positif
-              Demam rendah atau sakit panas akut.
Interaksi Sosial :
-              Perasaan isolasi/penolakan karena penyakit  menular.
-              Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran
Penyuluhan/Pembelajaran :
-              Riwayat keluarga TB
-              Ketidakmampuan umum/status kesehatan buruk.
-              Gagal untuk membaik/kambuhnya TB.
-              Tidak berpartisipasi dalam terapi
2. Diagnosa Keperawatan
                1.            Kebersihan jalan nafas tidak efektif.
                2.            GG. Pertukaran gas.
                3.            Nutrisi kurang dari kebutuhan.
                4.            Resti infeksi (penyebaran/aktivitas                                                          ulang).
                5.            Kurang pengetahuan.
                6.            Isolasi Sosial
Ú  BRONCHITIS
A.Bronchitis Akut
1. Pengertian
        Bronchitis akut adalah peradangan yang mendadak dari trakea bronchial yang disebabkan oleh infeksi kuman, bahan kimia atau pysik, biasanya terbatas dan sembuh sempurna, kembali ke bentuk dan faal yang normal seperti semula.
2. Etiologi
Virus
          Common clod
          Adeno
          Cocksaki
Bakteri
          Streptococcud
          Pneumococcus
          Hemophylus influensa
Ú   Jamur
          Monilia
          Histopalmosis
Ú   Parasit
          Trichonosis
          S. Stercoaralis
Ú   Bahan-bahan physis/kimia
          Debu
          Tembakau
          Kebakaran yang hebat
          Dll
3.Gejala-gejala
          Menggigil, melaise, sakit belakang dan otot-otot
          Sakit kepala, kerongkongan kering, gatal-gatal, nyeri di bawah sternum.
          Batukkering ataupun mungkin juga mengeluarkan dahak
          Suara parau atau mungkin menghilang.
          Panas yang sedang, nadi meningkat dan pernafasan cepat.
4. Pemeriksaan fisik
          Bunyi pernafasan
          Bronchial atau sub bronchial, bila terdapat lendir atau terdapat penyempitan lumen bronchus, biasanya bunyi pernafasan normal.
Ú   Bunyi tambahan
  Ronchi kering disertai wheezing, tergantung dari sifat lendir.
      - Kental : ronchi kering
      - Cair : ronchi basah
   Juga tergantung dari lokasi peradangan
      - Bronchus : ronchi keras
      - Bronchioli : ronchi halus
5. Laboratorium
     Bila penyabab bakteri, akan terlihat dalam dahak dengan
       pewarnaan gram. 
6. Pemeriksaan Radiologis
    Tidak terlihat kelainan, kecuali ada penyebaran proses radang kle
     parenchym paru, terjadi pneumonitis maka akan terlihat kelainan berupa :
     bintik-bintik atau plek-plek pada paru dan adanya pembesaran kelenjar bilus
     (khusus pada anak-anak dan orang tua) atau mungkin hanya terdapat
     gambaran bronchovaskuler yang meningkat.  
7. Komplikasi
          Bronchopneumonia (terutama anak-anak dan orang tua)
          Pneumonia
          Pleuritis exudatif, bila sudah ada komplikasi pneumonia yang letaknya dekat pleura.
          Memberatkan penyakit :
1.       Jantung
2.       Hipertensi
3.       Bronchiektase
8. Pengobatan
          Istirahat dan berhenti merokok
          Cairan harus cukup
          Bila penyebab bakteri diberikan antibiotik
          Obat-obat simptomatik
          Panas
          Batuk
9. Prognosis
     Bila tidak ada komplikasi yang berat, cukup baik
B. Bronchitis Chronic
1. Pengertian
    Penyakit tracheo-bronchial yang berlangsung lama dimana terdapat reaksi radang kronik berupa : fibrosis dan atropi, baik pada membrana mukosa maupun pada lapisan yang lebih dalam dari broncus yangs ering ada hubungannya dengan fibrosis paru-paru, emhysema atau penyakit paru-paru kronis lainnya, biasanya bronchitis akut yang tidak sembuh dalam 3 bulan dan perlangsungannya dapat sampai 2 tahun. 
2. Etiologi
        Peradangan saluran pernafasan bagian atas yang tak sembuh-sembuh
        Kotoran-kotoran dalam hawa udara
        Infeksi pada waktu anak-anak :
          Pertusis
          Morbili
        Pencemaran pada tempay pekerjaan
        Keadaan sosial ekonomi yang rendah
        Merokok bertahun-tahun
        Komplikasi penyakit paru-paru yang kronik
3. Frekuensi
     - Laki-laki : wanita = 3 : 1
        - Terutama penderita setengah umur ke atas.
4. Gejala-gejala
        Leher rasa kering, batuk menahun mengeluarkan dahak terutama pada pagi hari
        Ada hubungannya dengan musim
        Dahak bercampur nanah atau darah hanya 1 garis (proses sudah berlangsung lama)
        Bila sudah terdapat sumbatan broncus, terjadi whesing, sesak nafas waktu bergiat dan dapat terjadi serangan asma
5. Pemeriksaan Fisik
        Pembesaran rongga dada, jari rulah
        Ronchi kering positif, bila lendir kental.  Bila lendirnya cair, terdengar ronchi basah di basis paru
6. laboratorium
    - Mungkin hanya perubahan RBC atau lekosit ataupun hematokrit agak
      meningkat
7. Pemeriksaan Radiologi
     Pada foto biasa (PA) praktis tak tampak kelainan atau mungkin
     gambaran bronchovaskuler sedikit bertambah.
8. Diagnosis Banding
          Ca paru
          Sarcoidosis
          Penyakit jamur paru
          Pneumoconosis
9. Pengobatan
          Hindari asap, debu, dll
          Berhenti merokok
          Infeksi, diberi antibiotik, misalnya : penicillim, tetracyllin
          Obat-obat simptomatik :
        Batuk : Codein 3 x 15 – 30 mg hari
        Spasme bronchus : Ephedrin sulfat 6 x 8 25 mg/hari
        Pengaruh faktor alaergi : Anthistamin
        Pada kasus yang berat dapat dipertimbangkan pemberian kortikosteroid : prednison 5 – 10 mg( 4 x hari) 3 – 4 hari kemudian diberikan maintenance dose (dosis direduksi dan diberhentikan sesudah kira-kira 1 minggu)
Ú  Patofisiologi
Ú  Bronchiotis adalah suatu peradangan yang terjadi dengan adanya edema pada bronchus atau pembengkakan pada mukosa, akumulasi sekret atau lendir yang menyebabkan obstruksi sehingga terjadi penyempitan pada bronchus.
Ú  Dengan adanya obstruksi akan meningkatkan resistensi pada jalan nafas selama inspirasi dan ekspirasi
Ú  Terjadi hiperinflasi pada paru merupakan akibat dari udara yang tidak terabsorbsi oleh karena terjadinya konstraksi pada bronchus selama ekspirasi.
Asuhan Keperawatan
  1. Pengkajian
                           Pengkajian umum
        Identitas
        Riwayat imunisasi
        Riwayat tumbang
        Riwayat nutrisi
        Riwayat psikososial
        Aktivitas sehari-hari
           Pengkajian fisik
        Infeksi dinding toraks
          Bentuk
          Kesimetrisan
          Kelainan-kelainan
        Palpasi dinding toraks
          Ada tidak tumor
          Pembesaran kelenjar getah bening, axilla
          Fremitus raba/fotal fremitus
        Perkusi dinding dada
          Batas paru Batas jantung
          Adanya proses dalam paru-paru
          Kesesuaian paru kiri dan kanan.
        Palpasi dinding toraks
          Ada tidak tumor
          Pembesaran kelenjar getah bening, axilla
          Fremitus raba/fotal fremitus
        Perkusi dinding dada
          Batas paru Batas jantung
          Adanya proses dalam paru-paru
          Kesesuaian paru kiri dan kanan.
        Auskultasi paru
          Bunyi pernafasan
        Vesikuler
        Broncho vesikuler
        Bronchial
        Amphoric
        Asthamtic
          Bunyi tambahan
        Ronchi
        Crepitasi
        Gesekan pleura
2. Diagnosa Keperawatan
                1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
                2. Gangguan pertukaran gas
                3. Nutrisi kurangg dari kebutuhan
                4. Infeksi,resiko tinggi
                5. Kurang pengetahuan mengenai
                    kondisi,tindakan
                6. Kekurangan Vol cairan,resiko tinggi
                7. Isolasi Sosial
                 
Ú  PNEUMONIA
I. Pengertian
                Pneumonia adalah infeksi saluran nafas bagian bawah. Penyakit ini adalah infeksi akut jaringan paru oleh mikro-organisme yang dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri, yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus.
II. Etiologi
                Cara terjadinya penularan berkaitan pula dengan jenis kuman,misalnya infeksi melalui droplet sering disebabkan Streptococcus pneumoniae,melaui selang infuse oleh Staphylococcus aureus sedangkan infeksi pada pemakaian ventilator oleh P.aeruginosa dan enterobacter.Pada masa ini terjadi perbahan pola mikroorganisme penyebab ISNBA akibat adanya perubahan keadaan pasien seperti gangguan kekebalan dan penyakit kronik,polusi lingkungan,dan penggunaan antibiotic yang tidak tepat hingga menimbulkan perubahan karakteristik kuman.Terjadilah peningkatan patogenitas/jenis kuman.Terutama S.aureus,B. catarrhalis,H. influenzae dan Enterobacteriacae oleh adanya berbagai mekanisme,juga dijumpai pada berbagai bakteri enteric gram negative.
Ú  Dokumentasi Keperawatan
Ú  Dokumentasi Asuhan Keperawatan  yang lazim digunakan perawat atau mahasiswa keperawatan  adalah pendekatan proses keperawatan dengan memasukkan ke dalam Catatan Perkembangan yang biasa disingkat dengan istilah CP.
Ú  Ada 6 bentuk format  Catatan Perkembangan ,antara lain :
Ú  1. CP  Ia                : Data yang telah dikaji melalui format                                      pengkajian data dasar dikelompokkan                                                   menjadi Data Objektif (DO) dan Data                                      Subjektif (DS) yang dikenal sebagai                                                   Data Fokus.
Ú  2. CP Ib :Adalah format  yang digunakan perawat                               untuk membuat analisa data dan                                                               mengidentifikasi etiologi dan masalah klien
3. CP.2  : Adalah format catatan perawat yang                                      berisikan masalah/diagnosa
                                                  keperawatan,tanggal ditemukan                                                             masalah dan teratasinya masalah klien.
4. CP.3  : Adalah format catatan yang berisi                                           tentang Rencana Keperawatan yang                                       terdiri dari,hari dan tanggal/jam,
                                                  diagnosa keperawatan disertai data                                       penunjang,tujuan yang akan dicapai,
                                                  rencana tindakan dan rasionalisasi
5. CP.4  : Format catatan perawat yang berisi                                        tentang tindakan perawat dan hasil yang                             diperoleh
6. CP.5  : Adalah format catatan perawat yang                      berisikan tentanng catatan                                          perkembangan pasien yang terdiri                             dari hari,tanggal,nomor diagnosa,
                                                  jam/waktu dan SOAP (Subjektif,
                                                  Objektif,Assesment,Planning)
7. CP.6  : Adalah Format catatan perawat                                yang berisi tentang resume akhir                              atau ringkasan pasien pulang
RESUME KEPERAWATAN
Nama Pasien     :
Umur                    :
Jenis kelamin    :
Pekerjaan                           :
Tanggal Masuk  :
Tanggal keluar  :
Alamat                 :
  1. Masalah Perawatan pada saat pasien dirawat
                1……………………………………………………………………………………………………………………………
                2……………………………………………………………………………………………………………………………
                3……………………………………………………………………………………………………………………………
                4…………………………………………………………………………………………………………………………….
  1. Tindakan keperawatan selama dirawat
                1…………………………………………………………………………………………………………………………….
                2…………………………………………………………………………………………………………………………….
                3…………………………………………………………………………………………………………………………….
  1. Evaluasi
                1…………………………………………………………………………………………………………………………..
                2…………………………………………………………………………………………………………………………..
                3……………………………………………………………………………………………………………………………
  1. Catatan pengobatan/terapi medik/penunjang yang diberikan
                1……………………………………………………………………………………………………………………………
                2……………………………………………………………………………………………………………………………
                3……………………………………………………………………………………………………………………………
                Untuk melihat tingkat perkembangan pasien
yang dirawat dirumah sakit (pasien rawat
inap)maka digunakan “Sistem Pencatatan Medis”
atau biasa disebut dengan “Rekam Medis
Kesehatan (RMK)”yaitu merupakan keterangan
tentang identitas,hasil anamnesis,pemeriksaan dan
catatan segala kegiatan pelayanan kesehatan atas
pasien dari waktu ke waktu.
                Dalam PERMENKES No.749a/Menkes/XII/89
Tentang RM yang disebut dengan Rekam Medis
ialah : berkas yangn berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien,pemeriksaan,pengobatan,tindakan dan
pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan
Kesehatan,terdapat 2 jenis RM yaitu :
  1. RM untuk pasien rawat jalan
  2. RM untuk pasien rawat nginap 
Salah satu contoh Rekam Medis yang digunakan
ada RSU Perjan Dr Wahidin Sudirohusodo
makassar yang isinya terdiri dari:
  1. Format Rinngkasan Pasien masuk dan keluar (MR 1)
  2. Format Resume akhir Pelayanan (MR 2)
  3. Format Anamnese riwayat penyakit sekarang,yang lalu dan riwayat kesehatan keluarga khusus pasien interna (MR 2/1)
  4. Format pemeriksaan fisik pasien (MR 3/1)
  5. Format perjalan penyakit dan instruksi Dokter (MR 4)
6. Format Hasil Konsultasi Gizi (MR A-2)
7. Format Catatan Perawat/Bidan (MR 5)
8. Format rekaman pengkajian data dasar (MR 5a)
9. Format rekaman Rencana Asuhan Keperawatan (MR 5.2)
10.Format Rekaman tindakan keperawatan
                 (MR 5.3a)
11.Catatan pemberian cairan dan pengobatan
                (MR 5b)
12.Catatan perkembangan Pasien (MR 5.4a)
13. Catatan Perencanaan Pasien pulang (MR 5.4b)
14. Resume Keperawatan (MR 5.4c)
15. Format rekaman Grafik suhu,nadi,pernafasan dan tekanan darah (MR 6)
16. Format Catatan Hasil Pemeriksaan Laboratorium (MR 7)
17. Format Hasil Pemeriksaan Rontgen/PA (MR 8)
18. Format persetujuan tindakan medis (MR 10)
19. Format penolakan tindakan medis (MR 10a)
20. Format laporan operasi (MR 9)
21. Format lembaran konsultasi (MR 11)
22. Format kontrol istimewa (MR 12)
23. Format status anastesi (MR 11b)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar