Selasa, 20 November 2012

respirasi2, NURHIDAYAH.,SKEP.,NS, Kegawatdaruratan Keracunan Gas


Kegawatdaruratan
Keracunan Gas

Racun adalah zat yang ketika terkena, terisap, diabsorbsi, menempel pada kulit atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah  yang relative kecil menyebabkan cedera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia
Keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan.
Klasifikasi  Keracunan
1. Menurut cara terjadinya
                a. self poisoning terjadi dimana pasien menggunakan obat dengan dosis yang berlebihan
                b. Attempted poisoning pasien ingin bunuh diri
                c. Acciedental poisoning, keracunan murni akibat ketidaksengajaan.
                d. Homicidal poisoning, keracunan ini akibat tindak kriminal, sengaja meracuni seseorang
2. Menurut waktu terjadinya keracunan
                a. keracunan kronis
                keracunan jenis ini sulit dipahami, karenan gejala timbul perlahan dan lama sesudah pajanan. Gejala akut setelah pemajanan berkali-kali dalam dosis yang relatif kecil.
                b. keracunan akut
                keracunan jenis in lebih mudah dipahami karena biasanya terjadi secara mendadak setelah makan atau terkena sesuatu
3. Menurut alat tubuh yang terkena
                keracunan digolongkan menurut organ tubuh yang terkena, misal racun pada SSP, racun jantung, racun hati, racun ginjal, dsb. Suatu organ cenderung dipengaruhi oleh banyak obat, sebaliknya jarang terdapat obat yang mempengaruhi/mengenai satu organ saja
4. Menurut jenis bahan kimia
                Alkohol, fenol, logam berat, organofosfor.
Macam- macam keracunan
1. Mencerna (menelan) racun
2. Keracunan melalui inhalasi
3. Keracunan makanan
4. Gigitan ular
Keracunan Gas…
                Karbonmonoksida atau CO merupakan gas yang tidak berasa, tidak berbau, tidak iritatif, dan tidak berwarna.
                CO dihasilkan melalui pembakaran bahan bakar tertentu ( mis : solar, batubara, bensin, gas alam) yg tdk sempurna. Sumber utama CO adalah gas buang kendaraan bermotor, asap dari kebakaran, dan asap dari mesin. Selain itu juga muncul dari peralatan memasak yg rusak pengering pakaian gas, pemanas atau tungku kayu bakar.
Keracunan Gas…
                Keracunan gas atau toksisitas merupakan  istilah dalam toksikologi yang didefenisikan sebagai kemampuan bahan kimia untuk menyebabkan kerusakan/injuri. Istilah toksisitas merupakan istilah kualitatif, terjadi atau tidaknya kerusakan tergantung pada jumlah unsur kimia yang terabsorbsi. Sedangkan istilah bahaya (hazard) adalah kemungkinan kejadian kerusakan pada suatu situasi atau tempat tertentu, kondisi penggunaan dan kondisi paparan menjadi pertimbangan utama
Patofhisiologi keracunan Gas CO
Gas Co masuk keparu-paruàKe alveoli àaliran darah mengakibatkan Hb + Co= COHb ditempat yang sama Hb mengikat oksigen, ikatan COHb bersifat dapat fulih/reversibel
Mekanisme kerja Gas CO di dalam darah
1. Segera bersaing dengan oksigen untuk mengikat Hb. Kekuatannya 200-300 kali lebih dibandingkan dengan oksigen.
2. COHb mencampuri interaksi protein heme sehingga O2 dari darah kurang kejaringan tubuh, yg merusak metabolisme rantai pernafasan mitokonria.
                Akibatnya CO dengan mudah menggantikan kadar oksigen dalam darah, sehingga oksigen dalam organ vital seperti otak, jantung, dan paru – paru menjadi berkurang, keadaan ini disebut “lapar oksigen”
                Gas Co dapat membunuh dalam beberapa menit jika terhirup pada tingkat yang cukup besar dan pernapasan yang intens, sedangkan jika terhirup pada tingkat yang lebih kecil dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan kematian atau kerusakan permanen. Itulah sebabnya mengapa gas ini dijuluki “silent killer”atau pembunuh diam - diam
Penatalaksanaan keperawatn
                Penilaian klinis keracunan merupakan hal utama, kesadaran merupakan salah satu petunjuk untuk mengukur berat ringannya keracunan, tingkat kesadaran toksikologi dibagi 4 :
                1. Tingkat I : Penderita ngantuk tapi mudah         diajak bicara
                2. Tingkat II : Penderita dalam keadaan sopor, dapat       dibangunkan dengan ransangan               minimal,                  misalnya bicara keras-keras atau               menggoyang      lengan
                3. Tingkat III : Penderita dalam keadaan                 soporokoma, hanya dapat bereaksi dengan        ransangan maksimal, yaitu dengan menggosok        sternum dengan kepala ta ngan
                4. Tingakat IV : Penderita dalam keadaan koma, tidak     ada reaksi sedikitpun terhadap rangsangan         maksimal
Pertolongan pertama keracunan Gas
1. Bawa pasien keudara segar dengan segera, buka semua pintu dan jendela
2. Longgarkan semua pakaian ketat
3. Mulai resusitasi kardiopulmonal jika diperlukan
4. Cegah menggigil, bungkus pasien dengan selimut
5. Pertahankan pasien setenang mungkin
6. Jangan berikan alkohol dalam bentuk apapun
Hal yg perlu diperhatikan…
                Menolong korban yang diduga keracunan gas karbon monoksida (Co) terutama bila dalam ruang yang tertutup harus waspada terhadap keselamatan diri penolong, penolong harus menggunakan alat pelindung baik berupa masker gas atau tabung oksigen. Karena keselamatn penolong adalah yang utama
Penatalaksanaan  Tingkat Lanjut…..
1. Resusitasi
                Perhatikan ABC (Airway, Breathing, Circulation). Hindari pernapasan buatan dari mulut ke mulut, sebab racun organo fhosfat akan meracuni lewat mulut penolong.
2. Eleminasi
                a. Emetik
                Merupakan tindakan merangsang penderita supaya muntah pada penderita sadar dengan pemberian sirup ipecac 15-30 ml. Dapat diulang setelah 20 menit bila tidak berhasil , pada umumnya dilakukan 4 jam setelah kejadian
                b.  Lavege gastrik
                                Merupakan metode pengosongan lambung,      dimana cairan seperti normal saline dimasukkan                 kedalam lambung melalui orogastrik atau             nasogastrik dengan diamater besar dan kemudian           dibuang dalam upaya untuk membuang bagian   agen yg mengandung toksin, dilakukan pada                      penderita yang kesadarannya menurun atau pada           penderita yang tidak kooperatif.
c. Katartik
                Merupakan pemberian agen katartik bila diduga racun telah sampai diusus halus dan besar yg dapat mempercepat eliminasi toksin dari saluran cerna dan mengurangi absorbsi. Katartik diberikan per oral atau dengan selang nasogastrik. Tidak dianjurkan untuk anak dibawah 1 tahun.
                 
3. Anti Dotum ( Penawar Racun )
                Antrofin sulfat (SA) bekerja dengan menghambat efek akumulasi toksin pada tempat penumpukan.
                a. Mula-mula diberikan bolus IV 1-2,5 mg
                b. Dilanjutkan dengan 0,5 – 1 mg setiap 5 – 10 – 15           menit
                c. Kemudian in terval diperpanjang setiap 15 – 30 – 60    menit selanjutnya setiap 2 – 4 – 6 – 8 dan 12 jam.
                d. Pemberian SA dihentikan minimal setelah       2 x 24 jam.
                                Penghentian yang mendadak dapat men imbulkan          rebound effectberupa edema paru dan kegagalan                 prnafasan akut yang  fatal
Pengobatan  keracunan kronik….
                Pengobatan keracunan gas CO sangat tergantung pada tingkat atau kadarCO yang telah masuk kedalam saluran pernafasan dan efek yang ditimbulkan terhadap korban. Perlakuan utama untuk keracunan CO yang bersifat kronis adalah dengan terafi oksigen. Terapi ini bertujuan menormalkan kadar oksigen dalam darah 
Terdapat dua jenis terapi oksigen
1. Terapi 100 % terapi oksigen melalui masker ketat
2. Terapi oksigen  hiperbarik, yaitu oksigen diberikan dalam ruang tertutup kepada penderita. Terapi ini ditujukan untuk mempercepat proses penguraian ikatan carboxyhemoglobin.

Asuhan keperawatan….
a. Pengkajian
                pengkajian  difokusakan pada masalah yang mendesak seperti jalan nafas yang mengancam jiwa,adanya gangguan asam basa,keadaan status jantung, status kesadaran.
                Riwayat kesadaran :riwayat keracunan bahan racun yang digunakan , berapa lama diketahui setelah keracunan ,ada masalah lain sebagai pencetus keracunan dan sindroma toksis yang ditimbulkan dan kapan terjadinya.
b. Intervensi
                1. Pertolongan pertama yang dilakukan meliputi: tindakan umum yang bertujuan untuk keselamatan hidup,mencegah penyerapan, penawar racun (antidotum) dan resusitasi, air way breathing circulasi. Untuk menghambat absorsi  melalui pencernaan dengan  cara kumbah lambung, emesis ,atau katarsis dan keramas rambut
                2. Berikan anti dotum sesuai advis dokter minimal 2 x 24 jam yaitu pemberian SA
               
3. Perawatan suportifmeliputi mempertahankan agar pasien tidak sampai demam atau menggigil, monitor perubahan – perubahan fisik seperti perubahan nadi yang cepat, distrees  pernafasan, sianosis, dan tanda-tanda lain kolaps pada pembuluh darah dan kemungkinan fatal atau kematian. Monitor vital sign setiap 15 menit untuk beberapa jam dan laporkan perubahan segera kepada dokter. Catat tanda-tanda seperti muntah, mual, dan nyeri abdomen serta monitor semua muntah akan adanya darah . Observasi  faeces dan urine serta pertahankan cairan intravena
4. Jika pernafasan defresi, berikan oksigen dan lakukan suction, ventilator mungkin bisa diperlukan
5. Jika keracunan sebagai usaha untuk membunuh diri maka lakukan safety precaution. Konsultasi psikiatrik atau perawat psikiatrik klinis, pertimbangkan juga masalah kelainan kepribadian, reaksi defresi, mental retardasi dll.

Pemeriksaan penunjang…
1. Elektrokardiografi
                Dapat memberikan bukti-bukti dari obat-obat yang menyebabkan penundaan distrimia atau konduksi
2. Radiologi
                Banyak substansi adalah radiopak, dan cara ini juga untuk menunjukkan adanya aspirasi dan edema pulmonal
3. Analisa gas darah, elektrolit dan pem.laboratorium lain
                keracunan akut dapat mengakibatkan ketidakseimbangan kadar elektrolit, termasuk natrium, kalium, klorida magnesium dan kalsium. Tanda oksigenasi tdk adekuat juga sering muncul
4. Tes fungsi ginjal
                beberapa toksin mempunyai efek nefrotoksik secara langsung
5. Skrin toksikologi
                Cara ini membantu dalam mendiagnosa pasien yang keracunan
                 

2 komentar: