TUGAS
Patofisiologi tenggelam
dan perbedaan tenggelam di air laut dan air tawar !
Patofisiologi
tenggelam
Prinsip konsekuensi fisiologis dari
tenggelam adalah adanya pemanjangan hipoksemia dan asidosis.Setelah gasping
awal dan kemungkinan aspirasi, immersion menstimulasi hiperventilasi, diikuti
dengan apneu volunteer dan durasi laringospasme. Hal ini akan menuju
hipoksemia. Tergantung akan derajat hipoksemia dan resultasi asidosis, korban
akan timbul disfungsi miokardium dan instabilitas elektris, cardiac arrest,
iskemia system saraf pusat. Asfiksia menimbulkan relaksasi jalan nafas,
sehingga paru mengambil air pada banyak individu (sebelumnya disebut dengan
“wet drowning”), meskipun aspirasi pada kebanyakan pasien keurang dari 4 mL/kg
cairan. Sekitar 10-20% individu menjaga keketatan laryngospasm sehingga timbul
cardiac arrest dan bantuan inspirasi have ceased. Korban ini tidak mengaspirasi
cairan (sebelumnya dinamakan “dry drowning”).Pada anak-anak usia muda yang
tenggelam dalam air yang dingin (<20°C), reflex menyelam dapat timbul dan
menghasilkan apnea, bradycardia, dan vasokonstriksi jaringan vascular non
esensial dengan sambungan darah ke sirkulasi koroner dan serebral.Target organ
dari kerusakan submerse adalah paru. Aspirasi 1-3 mL/kg cairan menyebabkan
pertukaran udara rusak secara signifikan. Kerusakan terhadap system paling
besar adalah sekunder pada hipoksia dan asidosis dan iskemik. Penambahan
gangguan CNS dari hasil kerusakan tulang belakang atau kepala. Cairan
diaspirasikan kedalam paru menghasilkan vasokontriksi pulmonary yang dimediasi
oleh vagal. Air segar pindah denga cepat melalui membrane alveoli-kapiler
kedalam mikrosirkulasi. Surfactant menjadi hancur, menghasilkan instabilitas
alveolar, atelektasis, dan penurunan compliance dengan tanda ketidakcocokkan
ventilasi/perfusi (V/Q). Sebanyak 75% dari aliran darah dapat bersirkulasi
melalui paru yang hipoventilasi.Pada near drowning air garam, pembersihan surfaktan
timbul, dan protein kaya cairan eksudat secara cepat kedalam alveoli dan
interstisium pulmoner. Compliance menurun, membrane dasar alveolus-kapiler
resak dan sambungan menjadi timbul. Hasil ini akan menginduksi cepat dari
hipoksia serius. Cairan yang menginduksi bronchospasm juga menjadi
hipoksia.Hipertensi pulmoner dapat timbul sekunder akibat pelepasan mediator
inflamasi. Dalam persen yang kecil, aspirasi dari batuk dan pasir dapat timbul
bronchi, bronchospasme, pneumonia, formasi abscess, dan kerusakan inflamasi
hingga membrane kapiler alveolar.
PERBEDAAN
TENGGELAM DI AIR LAUT DAN AIR TAWAR
AIR
LAUT
|
AIR
TAWAR
|
Paru-paru besar,berat,dan basah
|
Paru-paru besar dan ringan,
Relative kering
|
Bentuk besar dan kadang-kadang
overlapping
|
Bentuk biasa
|
Ungu biru dan permukaan licin
|
Merah pucat dan emfisematus
|
Krepitasi tidak ada
|
Krepitasi ada
|
Busa sedikit dan cairan banyak
|
Busa banyak
|
Dikeluarkan dari thoraks akan mendatar
dan jika di tekan menjadi cekung
|
Dikeluarkan dari thoraks tapi kempes
|
Mati dalam 5-10 menit, 20 ml/kgBB
|
Mati dalam 5 menit, 40 ml/kgBB
|
DARAH
|
DARAH
|
BJ 1,0595-1,0600
Hipertonik
Hemokonsentrasi dan
edema paru
Hipovolemia
Hipokalemia
Hipernatremia
Hiperklorida
|
BJ 1,055
Hipotonik
Hemodilusi/hemolisis
Hipervolemia
Hiperkalemia
Hiponatremia
Hipoklorida
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar