HEAD INJURY
Pengertian
Cedera Kepala
Suatu proses terjadinya trauma terhadap kepala
yang dipengaruhi oleh tiga mekanisme yaitu akselerasi, deselerasi,
dan deformitas yang disebabkan karena
terjadinya kecelakaan lalu lintas, terjatuh, kecelakaan industry,
kecelakaan olahraga, yang dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pada fungsi
otak.
Etiologi
ž Cedera kepala dapat disebabkan:
1)
Kecelakaan
lalu lintas
2)
Terjatuh
3)
Kecelakaan
industri
4)
Kecelakaan
olahraga
Klasifikasi
umum berdasarkan kerusakan jaringan otak akibat trauma.
a)
Komotio
cerebri, gangguan fungsi neurologic ringan yang terjadi sesaat dengan gejala
hilangnya kesadaran biasanya kurang dari 10 menit dengan atau tanpa di sertai
amnesia retrograde, mual, muntah, nyeri kepala, vertigo dan tanpa adanya kerusakan
struktur otak.
b)
Kontusio
cerebri, gangguan fungsi neurologik dengan hilangnya kesadaran lebih dari 10-15
menit di sertai kerusakan otak tetapi kontinuitas otak masih utuh.
c)
Laseratio
cerebri, gangguan fungsi neurologic di sertai kerusakan otak yang berat dengan
fraktur tengkorak terbuka, masa otak terkelupas keluar dari rongga
intracranial.
Kategori
Penentuan Keparahan Cedera Kepala Berdasarkan Nilai Skala Koma Glassglow
ž Minor/ringan/mild
GCS=13-15
Dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia
tetapi kurang dari 30 menit
Tidak ada fraktur tengkorak, tidak ada kontusio
sersbral, tidak ada hematom( KEKUATAN 55%)
ž Sedang/moderate
GCS= 9-12
Kehilangan kesadaran atau
amnesia lebih dari 30 menit tetapi kurang dari 24 jam
Dapat mengalami fraktur
tengkorak(KEKUATAN 24%)
ž Berat/severe
GCS=3-8
Kehilangan kesadaran atau amnesia lebih dari 24
jam juga meliputi kontusio serebral, laserasi atau hematom
intracranial.(KEKUATAN 21%)
Patofisiologi
ž Jika terjadi trauma kepala dengan
kekuatan/gaya akeselereasi, deselerasi dan deformitas akan menimbulkan lesi
atau perdarahan di berbagai tempat sehingga timbul gejala deficit neurologist
berupa babinski yang positif dan GCS kurang dari 15.Dari trauma kepala tersebut
juga bisa terjadi pergerakan, penekanan dan pengembangan gaya kompresi yang
destruktif sehingga otak akan membentang batang otak dengan sangat kuat dan
terjadi blokade reversible terhadap lintasan assendens retikularis difus serta
berakibat otak tidak mendapatkan input afferent yang akhirnya kesadaran hilang
selama blockade tersebut berlangsung. Dari trauma kepala tersebut juga bisa
berdampak pada sistem tubuh yang lainnya
Manifestasi Klinis
1.
Penurunan
tingkat kesadaran
2.
Nyeri
kepala
3.
Muntah
4.
Dilatasi
pupil
5.
Pernapasan
cepat dalam kemudian dangkal ( reguler )
6.
Penurunan
Nadi
7.
Peningkatan
suhu
Komplikasi
a)
Edema
serebral dan herniasi
Dapat menimbulkan iskemia, infark, kerusakan
otak irreversible dan kematian.
b)
Defisit
neurologic dan psikiatrik
Dapat mengalami paralisis saraf local seperti
anosmia (tidak dapat mencium bau-bauan) atau abnormalitas gerakan mata, dan
deficit neurologic gerakan seperti afasia, defek memori, dan kejang post
traumatic atau epilepsy.
Bidang Pengkajian
ž Tingkat kesadran dan responsivitas
ž Fungsi serebal
ž Pemeriksaan saraf kranial
ž Pemeriksaan fungsi motorik
ž Tes Rangsang Meningeal (Tes Rangsang
Selaput Otak)
ž Aktivitas/istirahat
ž Sirkulasi
ž Integritas ego
ž Elimiansi
ž Nyeri atau ketidaknyamanan
ž Pernafasan
Pemeriksaan diagnostik
ž CT Scan
ž MRI
ž EEG
ž Sinar X
ž PET
ž Fungsi lumbal, CSS,
ž GDA (Gas Darah Arteri)
ž Pemeriksaan toksikologi
ž Kadar antikonvulsan darah
Diagnosa Keperawatan
A. Perubahan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan penghentian aliran darah oleh hematoma
Intervensi
1.
Tentukan
faktor-faktor yang berhubungan dengan keadaan tertentu atau yang menyebabkan
koma penurunan perfusi jaringan otak dan potensial peningkatan TIK
2.
Pantau/catat
status neurologist secara teratur dan bandingkan dengan nilai standar (GCS)
Rasional
1.
Menentukan
pilihan intervensi
2.
Mengkaji
adanya kecenderungan pada tingkat kesadaran dan potensial peningkatan TIK
B. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif
bcrhuhungan dengan kerusakan neurovaskuler
Intervensi
1.
Pantau
frekuensi, irama kedalaman pernafasan, catat ketidakteraturan pernafasan
2.
Angkat
kepala tempat tidur sesuai aturannya, posisi miring sesuai indikasi
Rasional
1.
Perubahan
dapat menandakan awitan komplikasi pulmonal (umumnya mengikuti
cedera otak), atau menandakan lokasi atau luasnya keterlibatan otak
2.
Untuk
memudahkan ekspansi paru atau ventilasi paru dan kemungkinan lidah jatuh yang
menyambut jalan nafas
C. Perubahan persepsi sensori berhubungan
dengan perubahan transmisi
Intervensi
1.
pantau
secara teratur perubahan orientasi, kemampuan berbicara, alam perasaan atau
afektif, sensorik dan proses pikir
2.
Kaji
kesadaran sensorik seperti respon sentuhan, panas atau dingin, benda tajam atau
tumpul dan kedasaran terhadap gerakan dan letak tubuh
Rasional
1.
Fungsi
serebral bagian atas biasanya terpenuhi lebih dulu oleh adanya gangguan
sirkulasi, oksigenasi
2.
Informasi
penting untuk keamanan
.
Evaluasi
ž Pasien
akan mempertahankan kesadaran biasa/perbaikan, dan fungsi mototik/sensori
ž Pasien
akan mempertahankan pola pernapasan normal/efektif, bebas sianosis, dengan GDA
batas normal pasien
ž pAsien
akan mempertahankan/meninkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang sakit
atau kompensasi
ž Pasien
bebas tanda-tanda infeksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar