ASUHAN KEPERAWATAN
SISTEM
PERNAFASAN
ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM PERNAFASAN
SISTEM PERNAFASAN
Sistem Pernafasan terdiri dari
- Hidung
- Faring
- Laring
- Trakea
- Bronkus Kanan Dan Kiri
- Paru-paru Kanan Dan Kiri
- Hidung
- Faring
- Laring
- Trakea
- Bronkus Kanan Dan Kiri
- Paru-paru Kanan Dan Kiri
1. Saluran nafas
bagian atas
a. Hidung
- Merupakan
sal udara pertama
- Terdiri
dari 2 lubang (cavum nasi) yang dipisahkan oleh septum nasi
-
Didalamnya terdapat bulu-bulu yang gunanya untuk menyaring udara dan kotoran
yang masuk kedalam hidung
- Bagian
hidung terdiri dari :
a. Bagian luar terdiri dari kulit
b. Bagian tengah terdiri dari otot dan tulang
rawan
c. Lapisan dalam terdiri dari
selaput lendir berlipat yang disebut karang hidung
- Didalam
rongga hidung terjadi : pemanasan,pelembaban dan penyaringan terhadap benda
asing yang masuk
- Proses pemanasan dan pelembaban dilakukan oleh sel-sel khusus lapisan mukosa
sinus adalah cavum yang berisi udara
Terdiri dari 4 bagian :
1. Sinus maksilaris
2. Sinus Frontalis
3. Sinus Spenoidalis
4. Sinus Etmoidalis
- Proses pemanasan dan pelembaban dilakukan oleh sel-sel khusus lapisan mukosa
sinus adalah cavum yang berisi udara
Terdiri dari 4 bagian :
1. Sinus maksilaris
2. Sinus Frontalis
3. Sinus Spenoidalis
4. Sinus Etmoidalis
b. Pharinx
- Tempat persimpangan antara jalan pernafasan dengan jalan makanan
- Letaknya dibawah dasar tengkorak dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah dengan ruas tulang lehar
- Pharinx terbagi menjadi 3 bagian :
1. Nasopharynx bagian atas
- Tempat persimpangan antara jalan pernafasan dengan jalan makanan
- Letaknya dibawah dasar tengkorak dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah dengan ruas tulang lehar
- Pharinx terbagi menjadi 3 bagian :
1. Nasopharynx bagian atas
Terletak
tepat sebelah belakang rongga hidung,di bawah dasar dari tengkorak dan di
sebelah depan vertebra servikalis ke-1 dan ke-2,nasofaring bagian depan keluar
ke rongga hidung dan bagian bawah ke orofaring
2.
Oropharynx bagian tengah
Merupakan sesuatu yang umum pada sistem pernafasan dan sistem pencernaan karena makanan masuk kedalamnya dari mulut dan udara masuk kedalamnya dari nasopharynx dan paru-paru
3. Laryngopharynx bagian bawah
c. Laring (kotak suara)
- Merupakan saluran udara dan berfungsi dalam pembentukan suara
- berfx untuk membantu penyaringan,penghangatan dan kelembaban udara sebelum mencapai alveoli. Disini udara dibersihkan/disaring dari debu, bakteri dan partikel2 lainnya.
Merupakan sesuatu yang umum pada sistem pernafasan dan sistem pencernaan karena makanan masuk kedalamnya dari mulut dan udara masuk kedalamnya dari nasopharynx dan paru-paru
3. Laryngopharynx bagian bawah
c. Laring (kotak suara)
- Merupakan saluran udara dan berfungsi dalam pembentukan suara
- berfx untuk membantu penyaringan,penghangatan dan kelembaban udara sebelum mencapai alveoli. Disini udara dibersihkan/disaring dari debu, bakteri dan partikel2 lainnya.
- Laring
terbentuk dari 9 tulang rawang :
Cartilago thyroidea (1 buah)
Cartilago arytenoidea (1 buah)
Cartilago cricoidea (2 buah)
Cartilago triticea (2 buah)
Cartilago epiglotis (3 buah)
- Laring dilapisi oleh selaput lendir
- Laring terletak pada garis tengah bagian depan leher, terbenam dalam kulit,kelenjar tiroid dan beberapa otot kecil
2. Saluran nafas bagian bawah
Dimulai dari ujung bagian bawah trakea yg terdiri
dari 2 cabang utama, yaitu bronkus kanan dan kiri
a. Trakhea
- Panjang trakhea 9 – 11 cm
- Lanjutan dari laring yang terbentuk dari 16 – 20 cincin,terdiri dari tulang rawan berbentuk seperti kuku kuda.
b. Bronchus
- Lanjutan trakhea
- Mempunyai dua percabangan (pada vertebra throkalis IV dan V)
- Bronchus berjalan ke bawah kearah paru-paru
Cartilago thyroidea (1 buah)
Cartilago arytenoidea (1 buah)
Cartilago cricoidea (2 buah)
Cartilago triticea (2 buah)
Cartilago epiglotis (3 buah)
- Laring dilapisi oleh selaput lendir
- Laring terletak pada garis tengah bagian depan leher, terbenam dalam kulit,kelenjar tiroid dan beberapa otot kecil
2. Saluran nafas bagian bawah
Dimulai dari ujung bagian bawah trakea yg terdiri
dari 2 cabang utama, yaitu bronkus kanan dan kiri
a. Trakhea
- Panjang trakhea 9 – 11 cm
- Lanjutan dari laring yang terbentuk dari 16 – 20 cincin,terdiri dari tulang rawan berbentuk seperti kuku kuda.
b. Bronchus
- Lanjutan trakhea
- Mempunyai dua percabangan (pada vertebra throkalis IV dan V)
- Bronchus berjalan ke bawah kearah paru-paru
- Bronchus kanan lebih pendek dan lebih besar
dari bronchus kiri,terdiri dari 6-8 cincin bercabang 3.
- Bronchus kiri lebih panjang dan ramping terdiri dari 9-12 cincin dan bercabang 2.
- Bronchus kiri lebih panjang dan ramping terdiri dari 9-12 cincin dan bercabang 2.
c. Bronchiolus
- Merupakan cabang bronchus
- Paru-paru kiri (2 bronchiolus)
- Paru-paru kanan (3 bronchiolus)
- Dikelilingi otot polos sehingga ukurannya dapat berubah
- Merupakan cabang bronchus
- Paru-paru kiri (2 bronchiolus)
- Paru-paru kanan (3 bronchiolus)
- Dikelilingi otot polos sehingga ukurannya dapat berubah
Kantung
udara kecil tempat terjadinya pertukaran gas2 antara udara dan darah.
v Fungsi sistem respirasi
Fungsi
utama : untuk
memperoleh O2 agar
dpt digunakan oleh sel2 tubuh dan
mengeliminasi CO2 yg
dihasilkan oleh sel.
Fungsi
lain :
1. Menyediakan jalan u/ mengeluarkan air dan
panas.
1. Menyediakan jalan u/ mengeluarkan air dan
panas.
2.
Meningkatkan aliran balik vena
3. Berperan
dlm memelihara keseimbangan asam basa normal dgn mengubah jumlah CO2 penghasil
asam (H+) yg dikeluarkan.
4.
Memungkinkan kita berbicara, menyanyi dan vokalisasi lain.
5.
Mempertahankan tubuh dari invasi bahan asing.
6.
Mengeluarkan, memodifikasi, mengaktifkan,
atau
menginaktifkan berbagai bahan yg melewati sirkulasi paru.
RESPIRASI
Transport O2 dari
atmosfer ke jaringan tubuh dan transport CO2 dari sel kembali ke
atmosfer.
Terdiri
dari 3 proses, yaitu :
- Ventilasi paru penyaluran O2 atmosfer ke dlm alveoli (inspirasi) dan pengeluaran CO2 dari alveoli ke atmosfer (ekspirasi)
Dipengaruhi oleh :
- Penyediaan O2 yg
memadai
-
Kondisi jalan nafas
- Adekuatnya kompliance paru
- Pengaturan respirasi
- Adekuatnya kompliance paru
- Pengaturan respirasi
Penyediaan O2 yg memadai
Konsentrasi O2 pada tempat ketinggian
Jalan nafas
menghangatkan
- Hidung fx : melembabkan
menyaring
- Tracheostomy : Tdk disaring infeksi paru
Complience paru adalah keadaan mengembang
dan mengempisnya paru.
Ú Compliance paru terbagi :
a. Compliance thorax
pengembangan dada dgn thoraks
b. Compliance paru
pengembangan diukur
diluar tubuh
c. Compliance total
pengembangan paru dan
torax
Compliance
paru terganggu edema, tumor, kiposis,
surfaktan, trauma.
Ú Pengaturan pernafasan
Pusat
medulla oblongata
mempertahankan irama normal
inspirasi ekspirasi
N: 1 – 1,5 detik N: 2 – 3 detik
Ú Dipengaruhi oleh rangsang :
a. Rangsang kimia
CO2, pH darah dan pH dlm cairan
a. Rangsang kimia
CO2, pH darah dan pH dlm cairan
Otak
b. Rangsang
bukan kimia
Emosi, peregangan spincter di anus, tekanan darah
Emosi, peregangan spincter di anus, tekanan darah
Kontrol
saraf pada pernafasan melibatkan tiga
komponen
terpisah, yaitu :
a. Faktor
yg bertanggung jawab untuk menghasilkan irama inspirasi/ekspirasi scr
berganti2.
Ú b. Faktor yg mengatur kekuatan
ventilasi
kecepatan dan kedalaman pernafasan agar sesuai dgn kebutuhan tubuh.
kecepatan dan kedalaman pernafasan agar sesuai dgn kebutuhan tubuh.
c. Faktor
yg memodifikasi aktivitas pernafasan untuk
memenuhi tujuan lain.
volunter : kontrol bernafas pada saat
berbicara
involunter : manuver pernafasan yg
terjadi
pada saat batuk
atau bersin.
Ú 2. Difusi pertukaran O2 dan CO2
antara alveoli dgn darah
Dipengaruhi oleh :
-
Tebal membran alveoli
-
Luas permukaan
-
Perbedaan tekanan dgn konsentrasi
Ú 3. Sirkulasi transportasi O2 dan CO2 antara darah dan jaringan (sel)
Dipengaruhi oleh :
-
Cardiac output
-
Erithrocyt
-
Kondisi pembuluh darah
-
Exercise
Ú Faktor2 penting untuk kelancaran
fungsi pernafasan :
- Pusat pernafasan di otak harus aktif dan responsive pada konsentrasi gas darah.
- Saluran saraf (nerve pathways) harus lengkap dan utuh shg rangsang dpt ditransmisikan dari otak ke otot pernafasan.
- Otot2 pernafasan harus berfungsi sebagaimana mestinya.
- Jalan nafas harus terbuka, shg O2 dpt disalurkan dan CO2 dpt dikeluarkan.
Ú e. Alveoli harus dpt mengembang
f. Jaringan kapiler harus adekuat untuk me difusi
f. Jaringan kapiler harus adekuat untuk me difusi
g. Harus
ada suplay O2 yg adekuat dari atmosfer
h.
Pengangkutan O2 ke sel.
i. Sistem cardiovaskuler lengkap dan utuh shg
dpt mengedarkan O2 keseluruh
tubuh.
Ú Mekanisme respirasi
Inspirasi - Kontraksi diafragma
Diafragma turun
Diafragma turun
Rongga dada membesar
- Iga2 juga terangkat
antero – posterior
Ekspirasi - Relaksasi diafragm
Diafragma bergerak naik
- Kontraksi otot abdomen
- Iga2 ikut tertarik kebawah dan kebelakang.
- Iga2 ikut tertarik kebawah dan kebelakang.
Faktor2 yg mempengaruhi respirasi
1.
Lingkungan
Ketinggian, panas, dingin dan
polusi udara mempengaruhi respirasi. Semakin tinggi ketinggian, semakin rendah
tekanan parsial dari O2 (PO2) dari pernafasan seseorang.
2. Latihan
respirasi dan suplay oksigen didlm
tubuh dpt
disebabkan oleh faktor kimiawi,
persarafan
dan perubahan suhu
Ú
3. Emosi
Khawatir dan marah stimulasi
nervus simpatis denyut jantung.
4. Gaya hidup
mempengaruhi kebutuhan O2,
mis: pola aktivitas dan pekerjaan.
Orang yg duduk terus-menerus
akan kekurangan ekspansi
alveolar dan pola pernafasan
daripada orang yg latihan rutin.
Ú
Ú 5. Status kesehatan
mis : penyakit sistem kardiovaskuler dan
respirasi dpt mempengaruhi O2 dlm
mis : penyakit sistem kardiovaskuler dan
respirasi dpt mempengaruhi O2 dlm
darah
hipoksemia.
6. Narkotika
morfin, meperidine,
hydroclorida (demerol) kecepatan
dan kedalaman pernafasan menekan
pusat pernafasan di medulla.
Ú PENGKAJIAN UMUM PADA KLIEN DENGAN
SISTEM PERNAFASAN
Pengkajian fungsi sistem
pernafasan bertitik tolak pada proses-proses respirasi (ventilasi,difusi,dan
transportasi)

- DATA DEMOGRAFI
Nama,J.Kelamin,umur,pekerjaan,tempat
tinggal dll
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan sekarang
- Apa keluhan utama ? PQRST
(menjelaskan alasan pasien yang utama
mencari bantuan)
- Bagaimana sifat keluhan ?
- Kapan keluhan mulai dirasakan ?
- Keluhan lain yg menyertai ?
(batuk,sputum,nyeri dada)
- Pertolongan atau obat2an yg pernah
diperoleh ?
- Apakah keluhan bertambah atau berkurang
pada saat tertentu ?
pada saat tertentu ?
Ú K.U yang sering pada klien dengan
gangguan sistem pernafasan :
1. Batuk : merupakan tanda utama dari ggn sistpernafasan
(Apakah batuk hilang timbul, menetap, hub dengan cuaca,sudah berapa lama,batuk kering atau produktif)
2. Sputum : Gejala penting yang berhubungan dengan batuk.(Jumlah,warna dan konsistensinya)
3. Nyeri dada : Apakah nyeri dada bersumber dari :
- Otot
- Saluran cerna
- Jantung:
1. Batuk : merupakan tanda utama dari ggn sistpernafasan
(Apakah batuk hilang timbul, menetap, hub dengan cuaca,sudah berapa lama,batuk kering atau produktif)
2. Sputum : Gejala penting yang berhubungan dengan batuk.(Jumlah,warna dan konsistensinya)
3. Nyeri dada : Apakah nyeri dada bersumber dari :
- Otot
- Saluran cerna
- Jantung:
Perawat
perlu mengkaji :
- Apakah
nyeri timbul
spontan dan apak nyeri berhubungan dengan inspirasi atau ekspirasi
-
Apakah nyeri menyebar
-
Apakah disertai muntah,
mual dan kesulitan menelan
-
Apakah berhubungan dengan batuk
Ú
2. Riwayat kesehatan masa lalu
- Apakah ada kebiasaan merokok ?
- Apakah ada kebiasaan minum alkohol ?
- Apakah ada riwayat alergi ?
- Apakah menderita gangguan saluran
pernafasan ?
- Apakah ada riwayat penyakit saluran
pernafasan pada anggota keluarga
?
- Bagaimana tempat pekerjaan dan
lingkungan tempat tinggal ?
lingkungan tempat tinggal ?
Ú 3. Riwayat kesehatan keluarga Genogram
Mengetahui apakah ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama,ini untuk mengidentifikasi penyakit yg bersifat herediter yg dapat berpindah atau menular
Mengetahui apakah ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama,ini untuk mengidentifikasi penyakit yg bersifat herediter yg dapat berpindah atau menular
4. Riwayat psikologis
- Bagaimana respon klien bila menghadapi
masalah ?
- Bagaimana perasaan klien terhadap
penyakitnya ?
- Tindakan apa yg dilakukan klien untuk
mengatasi penyakitnya ?
- Bagaimana tanggapan
orang/keluarga tentang
dirinya ?
Ú 5. Status Sosial Ekonomi
mencakup :
mencakup :
- Kondisi tempat tinggal yang memungkinkan klien terpapar
dengan polusi
- Ventilasi ruangan sangat menentukan kesehatan pasien dan keluarga
- jenis pekerjaan perlu dikaji untuk mengidentifikasi penyebab dan faktor resiko gangguan
- Ventilasi ruangan sangat menentukan kesehatan pasien dan keluarga
- jenis pekerjaan perlu dikaji untuk mengidentifikasi penyebab dan faktor resiko gangguan
Ú B. PEMERIKSAAN FISIK
1.
Inspeksi
Dlm inspeksi akan dilihat :
a. Keadaan umum
b. Apakah ada retraksi ?
c. Pengembangan dada simetris atau tidak
Ú d. Bentuk dada
Normal : simetris, diameter anterior-posterior
dan transversal 1 : 2 (A)
Normal : simetris, diameter anterior-posterior
dan transversal 1 : 2 (A)
Abnormal :
- Pigeont chest (dada burung),
diameter
transversal sempit, diameter antero
posterior
membesar dan sternum menonjol
kedepan. (D)
- Funnel chest (dada cerobong), sternum
menyempit ke dalam dan diameter
antero
posterior yg mengecil. (C)
- Barrel chest (dada tong), diameter antero
Ú posterior transversal yg
mempunyai
perbandingan 1 : 1. (E)
perbandingan 1 : 1. (E)
e. Postur tubuh
Normal : Tegap
Abnormal :
- Kiposis : punggung bengkok ok susunan
tulang belakang bagian punggung
tertarik ke
belakang. . (C)
- Skoliosis : postur tubuh miring kekiri/ke
kanan ok susunan tulang belakang
miring
Ú kekiri/kekanan.
- - Lordosis : bentuk dada terdorong kedepan
- - Lordosis : bentuk dada terdorong kedepan
(dada burung) ok susunan tulang belakang
khususnya bagian dada tertarik
kedepan. (D)
g. Frekwensi dan type pernafasan
Pola pernafasan
Kecepatan
-
Pernafasan abdomen/diafragma abdomen
tampak lebih menonjol pada waktu
bernafas pleuritis, post op rongga dada
Ú -
Pernafasan thoracal : pergerakan paru /
thoraks terlihat nyata distensi abdomen
thoraks terlihat nyata distensi abdomen
-
Eupnea : pernafasan normal yg lambat, berirama tanpa kesukaran, biasa,
tenang, tidak ada kesulitan
- Tachypneu : pernafasan cepat dgn kesulitan bernafas dan dangkal (> 24
x/mnt)
atelektasis paru
-
Bradypneu
: pernafasan lambat dan dalam
(< 16 x/mnt). Frekwensi normal 16- 24x/mnt
- Apneu : tidak terdapatnya pernafasan
Ú
Irama
Irama
-
Pernafasan biot : cepat dan dalam, berhenti
tiba2 kedalaman sama meningitis
-
Pernafasan cheyne stoke : sangat dalam dan
berangsur2 menjadi dangkal dan
berhenti
sama sekali ( Apneu) gagal jantung,
kerusakan pada pusat pernafasan
(obat, tumor
trauma).
Ú fisiologi pada orang berada pada
ketinggian
1200-1500 kaki dari permukaan laut.
1200-1500 kaki dari permukaan laut.
-
Kusmaul : inspirasi dan ekspirasi berlangsung
lama/panjang menjadi lambat dan
dalam
koma diabetikum
Volume
-
Hiperventilasi
: peningkatan jumlah udara dlm paru
Ciri : pernafasan dalam dan panjang, biasa
pada
penderita kecemasan
-
Hipoventilasi : penurunan jumlah udara dlm
paru
Ciri : pernafasan dangkal
Ciri : pernafasan dangkal
Kesulitan
pernafasan
-
Dyspnea
: kesukaran dlm usaha bernafas, klien merasa tidak puas dan cukup oksigen dan
disertai perasaan tertekan.
-
Orthopnea
: Kemampuan bernafas pada saat duduk atau berdiri.
Ú Bunyi pernafasan
Bunyi
pernafasan tanpa alat :
- Stridor : nyaring, kasar, terdengar pada inspirasi
obstruksi laring
- Snoring : mendengkur atau pernafasan nyaring
obstruksi batang bronchial
- Wheeze : bunyi mengik (siulan) terdengar pada ekspirasi obstruksi bronchial
- Bubbling : suara spt air mengalir lewat pada saluran pernafasan, udara melewati sekret.
Ú Bunyi nafas terdengar lewat
stetoskop
- Rales : terdengar kuat pada inspirasi spt udara bergerak yg berakumulasi dgn sekret.
- Ronchi : kasar, kering spt udara bergerak dlm saluran udara.
- Wheezing : udara bergerak melalui mukosa yg sempit atau broncus yg menyempit.
- Crep : spt menggesekkan kertas, dihasilkan oleh udara dlm jaringan subcutan atau udara bergerak melalui cairan pd alveoli.
- Pleura rub : suara kasar yg dihasilkan
oleh gesekan
pleura
Pergerakan
dada
- Flail chest : cedera tulang iga
Pernafasan paradoksal : dada dgn paru
berlawanan gerakannya dari keadaan normal
atelektasis
berlawanan gerakannya dari keadaan normal
atelektasis
- Retraksi : - Intercostal : diantara tulang rusuk
- Substernal : dibawah tulang
dada
- Suprasternal : diatas tulang
dada
- Supra clavikula : diatas
klavikula
Ú 2.
Palpasi
Untuk mengetahui nyeri tekan, bengkak, massa, lesi,
kesimetrisan ekspansi dan vokal fremitus.
Vokal fremitus ad/ getaran suara yg
disalurkan dari laring ke permukaan toraks melalui trakea, bronchi dan paru2.
Vokal fremitus menjadi lemah
atau hilang sama sekali (kurang bergetar) jika :
- Rongga pleura terisi air, darah, nanah atau
udara
-
Brongkus yg tersumbat
Ú - jaringan paru yg tidak elastis lagi
- atelektasis obstruktif
- atelektasis obstruktif
Vokal fremitus mengeras (getaran >
jelas)
disebabkan oleh :
- TBC
- Tumor
- Atelektasis
- Pada apek paru dinding dada kanan
(bronkus) besar
- Laki2
Ú Cara :
- Ekspansi letakkan kedua telapak tangan
- Ekspansi letakkan kedua telapak tangan
scr datar pada
anterior, sisi dan posterior
anjurkan
tarik nafas
Normal simetris
-
Vokal fremitus
Rasakan getaran saat pasien menyebut angka
“tujuh puluh tujuh” atau “enam
enam”
lakukan pd seluruh permukaan dada
(atas –
bawah, kiri – kanan, depan – belakang)
Ú 3.
Perkusi
Ketukan pada dinding dada untuk
menghasilkan suara normal paru2 sonor
- Untuk menentukan batas-batas
paru
Perbandingan paru2 kiri dan kanan
Menentukan adanya proses dalam paru2
Bunyi perkusi normal :
sonor/resonan
Bunyi perkusi tidak normal :
- Tympani : penimbunan udara
Ú Perkusi untuk mengetahui batas paru2 dan organ
sekitarnya.
sekitarnya.
- Perkusi dari batas kosta kiri ke bawah
didapatkan bunyi timpani (lambung)
- Resonan – tympani didapatkan pada spasium interkostalis ke 8 sisi dada kiri (batas paru – lambung)
- Batas paru – hati spasium interkostalis ke 6 pada sisi dada kanan.
- Batas pada dinding posterior :
- batas atas paru2 daerah supraskapularis 3-4
jari dipundak.
- batas bawah paru garis skapularis setinggi
vertebra torakali ke 10
- batas bawah paru garis skapularis setinggi
vertebra torakali ke 10
-
Hypersonor empisema paru, pneumotoraks
Bunyi perkusi pekak/datar cairan, tumor paru,
jaringan padat (jantung, hepar)
4. Auskultasi
mendengarkan suara pernafasan pada
dinding
toraks dgn menggunakan stetoskop dan
pasien
dianjurkan nafas dalam.
Ú Ada 3 bunyi nafas yg normal
a. Vesikuler
Terdengar disemua lapangan paru yg normal
Ciri2 : -
Nada rendah dan lembut
- Inspirasi > ekspirasi
b. Bronkhial
Terdengar didaerah trakea (leher) dan
suprasternal
Ciri2 : - keras (nada tinggi), kasar
- Ekspirasi > inpirasi
Ú c.
Bronchovesikuler
Tedengar pada percabangan bronkus dan
trakea (sekitar sternum dan regio
interskapula = ICS 1 dan 2)
Tedengar pada percabangan bronkus dan
trakea (sekitar sternum dan regio
interskapula = ICS 1 dan 2)
Ciri2 : - Nada sedang, > kasar dari
vesikuler
- Inspirasi dan ekspirasi hampir
seimbang
Bunyi
nafas tambahan
a. Ronchi
kering (wheezing)
Bunyi yg tak terputus yg terjadi
oleh adanya getaran dlm lumen saluran pernafasan.
-
Kelainan selaput lendir
Ú -
Penyempitan ekspirasi dan
inspirasi
terganggu
- Sekret kental atau lengket.
terganggu
- Sekret kental atau lengket.
b. Ronchi
basah (rales)
Bunyi yg dihasilkan oleh gelembung udara yg
melewati cairan, dpt ditirukan spt : meniup dgn pipa dlm busa sabun (suara
berisik yg terputus)
terdengar saat inspirasi
c.
Presipitasi
Bunyi yg sifatnya timbul pd akhir
inspirasi, spt : garam yg dimasukkan dlm api.
Didengar pada : edema paru, kor pulmonal,
tumor
paru dan alveoli
tdk terbuka.
Ú d. Gesekan pleura
Bunyi yg timbul sbg manifestasi
kelainan pleura akibat gesekan pleura yg menebal atau menjadi kasar krn
mengalami peradangan, mis : pleuritis.
Tanda
dan Gejala ggn sistem pernafasan
- Dispneu (sesak nafas) kelainan pulmonal dan jantung pe kekakuan paru dan tahanan jalan nafas.
- Batuk : produktif/non produktif iritasi
membran mukosa dlm saluran nafas asap,
kabut, debu atau gas akumulasi sekresi dlm
bronki dan bronkiolus.
- Sputum/sekresi
-
sputum mukoid, encer : bronkitis virus
-
sputum mukoid berwarna merah muda
tumor paru
-
warna pink, berbusa dan banyak (mengalir
ke dlm tenggorok) : edema
pulmonal
-
sputum yg berbau dan nafas buruk : abses
Ú paru, bronkiektasis, infeksi akibat
organisme
anaerobik lainnya.
anaerobik lainnya.
- Nyeri dada : embolisme pulmonal dgn infark paru dan pleuritis.
- Mengi : bronkokontriksi (penyempitan jalan nafas)
- Jari tabuh : hipoksia kronis, infeksi paru kronis dan keganasan paru
- Hemoptisis : infeksi pulmonal, karsinoma paru, emboli dan infark pulmonari.
- Sianosis : hipoksia
Ú C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Metode Radiologi
a. Pemeriksaan
dada dgn sinar X (foto thorax)
dpt memberikan informasi tentang :
-
status dinding thoraks termasuk ICS,
pleura, dan bentuk diafragma.
-
ukuran, bentuk dan posisi dr mediastinum
dan nilai paru2, termasuk
jantung, aorta
dan akar percabangan bronkus.
Ú - Ukuran, bentuk, jumlah dan tempat lesi paru2.
b. Tomografi
dilakukan bila lesi sangat
sulit dilihat dari
hasil foto toraks dgn
memperlihatkan lesi
intra torakal, mis : adanya
lubang, kista
atau penlapukan.
c. Fluroscopy
tehnik radiologis atau
penyinaran sinar X
untuk melihat toraks dan
seluruh isinya
Ú dlm keadaan bergerak. Cara ini tidak
dianjurkan,
krn adanya akibat radiasi pada pasien dan
pemeriksa, mis : dpt menyebabkan kemandulan.
krn adanya akibat radiasi pada pasien dan
pemeriksa, mis : dpt menyebabkan kemandulan.
d. Bronchografi
memastikan bronkiektasis dan
mendeteksi
bentuk kelainan bronkus.
e. Angiografi
penyuntikan cairan radiopaque
melalui vena
lengan ke atrium kanan, vebtrikel
kanan lalu
kedlm arteri pulmonalis utama.
Tehnik ini
untuk menentukan adanya emboli
atau
menentukan derajat infark paru.
Ú f. Scanning paru2
mendeteksi emboli atau lesi pada paru2.
mendeteksi emboli atau lesi pada paru2.
2.
Metode Bronhoscopy
melihat trakea dan cabang2
utamanya
u/mengetahui adanya kelainan2
atau untuk
tujuan terapeutik, spt : menghisap
sekresi /
lendir, mengambil benda asing,
biopsi.
3.
Pemeriksaan biopsi
jaringan u/pemeriksan diperoleh
dari
saluran pernafasan bagian atas
atau bawah.
Ú 4.
Pemeriksaan sputum
menegakkan diagnosis dan pengobatan
penyakit pernafasan M.O yg terdpt dlm
menegakkan diagnosis dan pengobatan
penyakit pernafasan M.O yg terdpt dlm
sputum, mis : u/mengetahui penyebab
pneumonia bakterial TBC dan
berbagai
jenis jamur.
dikulturkan dlm entuk jumlah,
bau, warna,
konsistensi (tebal, BTA) dan
adanya
hemoptisis.
Ú 5.
Kultur tenggorokan
mengidentifikasi adanya m.o patogen dan
antibiotik yg sensitif dan u/ mengevaluasi
mengidentifikasi adanya m.o patogen dan
antibiotik yg sensitif dan u/ mengevaluasi
efektivitas terapi.
6. Tes
darah vena
mengetahui besarnya transport O2
ke tubuh,
pengukuran Ht u/ mengetahui
volume sel yg
menempati eritrosit, pengukuran
jumlah
eritrosit dan leukosit.
7. Tes
darah arteri
mengindikasikan status respirasi
klien. Yg
Ú diperiksa ad/ tekanan parsial O2
dan CO2, saturasi
O2, konsentrasi ion H2 dan jumlah ion bikarbonat
O2, konsentrasi ion H2 dan jumlah ion bikarbonat

Masalah2 yg biasanya terjadi dlm pemenuhan
kebutuhan oksigenasi, antara lain :
1.
Bersihan jalan nafas yg tidak efektif
keadaan dimana seseorang tdk
mampu
u/membersihkan sekret atau
obstruksi
dari sal. Pernafasan
u/menjaga sal. Nafas
tetap bagus.
Ú 2.
Pola nafas yg tidak efektif
Keadaan dimana pola inhalasi dan ekhalasi
seseorang tdk mampu u/mengadakan
ventilasi
secara adekuat.

1.
Bersihan jalan nafas yg tidak efektif b/d :
-
Infeksi trakeobronkhial, obstruksi dan sekret
-
Penurunan energi dan kelelahan
Ú -
Trauma (akibat inhalasi)
- Dehidrasi
- Dehidrasi
2.
Pola nafas yg tidak efektif b/d :
-
Kerusakan muskuloskeletal/neuromuskuler
-
Nyeri
- Cemas
-
Penurunan energi dan kelelahan
-
Proses inflamasi.

1.
Mempertahankan jalan nafas normal, dgn :
a. Posisi
: semi fowler atau high fowler
memungkinkan pengembangan
dada
maksimum px dispneu.
- Mendorong atau menyediakan perubahan
posisi yg sering.
- Menganjurkan ambulasi
- Memberi obat analgetik memberikan
kenyamanan
Ú b. Nafas dalam dan batuk efektif
memperlancar pertukaran gas dlm
paru2, memperkuat otot2 pernafasan
memperlancar pertukaran gas dlm
paru2, memperkuat otot2 pernafasan
dan menambah efisiensi pernafasan
dilakukan pada pasien
dgn ekspansi
paru terbatas, mis :
penyakit PPOM
atau pd klien
pemulihan bedah pasca
thoraks
Caranya :
Caranya :
- Posisi semi duduk pada tempat tidur atau kursi
atau posisi rebah ditempat
Ú tidur dgn satu bantal
- Luruskan lutut untuk relaksasi otot abdomen
- Letakkan satu atau kedua tangan pada abdomen
- Luruskan lutut untuk relaksasi otot abdomen
- Letakkan satu atau kedua tangan pada abdomen
tepat dibawah iga.
- Bernafas dalam melalui hidung, menjaga
mulut
tetap tertutup
- Konsentrasi untuk merasakan kenaikan
abdomen sebisa mungkin, tetap rileks
dan
hembuskan nafas melalui hidung dan
mulut
untuk mempertinggi exhalasi efektif.
- Jika diindikasikan, batuk 2 atau lebih
pada
Ú waktu exhalasi
- Gunakan latihan ini ketika merasakan nafas
pendek dan tingkatkan scr bertahap 5
- Gunakan latihan ini ketika merasakan nafas
pendek dan tingkatkan scr bertahap 5
sampai 10 menit sebanyak 4 x sehari
c. Latihan pengembangan dada, untuk :
-
Memperbaiki ventilasi paru
-
Menghilangkan efek anestesi atau
hipoventilasi
-
Menghilangkan sekret pernafasan
-
Memudahkan pertukaran udara
pernafasan
-
Mengembangkan alveoli yg kolaps
Ú Latihan pengembangan dada dilakukan
pada
pasien yg dibatasi pergerakan bagia atas atau
bawah dada nyeri dari peny. Pernafasan
pasien yg dibatasi pergerakan bagia atas atau
bawah dada nyeri dari peny. Pernafasan
akut, bedah toraks atau bedah
bagian atas
abdomen. Terdiri dari latihan
pengembangan
apikal dan basal.
Caranya :
Pada
latihan pengembangan bagian apikal
- Letakkan jari2 dibawah klavikula klien dgn menggunakan tekanan yg lunak.
memudahkan evaluasi dari kedalaman
inhalasi apikal
- Instruksikan pada px untuk berkonsentrasi
pada
pengembangan dada depan bagian atas ketika
inhalasi mengisi udara pada area apikal dari
lobus paru atas.
- Klien menahan inhalasi untuk beberapa detik sebelum scr perlahan exhalasi melalui mulut atau hidung menaikkan pengisian udara dari alveoli.
- Latihan ini dilakukan beberapa kali sehari
membantu untuk mengembangkan
jaringan
paru dan pergerakan sekret untuk
menaikkan
efektivitas eleminasi
Ú Pada latihan pengembangan bagian basal
- Letakkan telapak tangan pada area dibawah iga sepanjang garis midaxilla dgn tekanan sedang.
memudahkan evaluasi dan
perbandingan dari
kedalan inspirasi.
- Instruksikan klien untuk berkonsentrasi pada pergerakan dada bawah pada inhalasi dan kmd exhalasi perlahan. Jika terjadi kesulitan dalam exhalasi atau jika dada tertarik keatas, anjurkan untuk exhalasi dgn bibir scr perlahan.
Ú d. Hidrasi yg adekuat
menjaga kelembaban dari membran
mukus pernafasan
menjaga kelembaban dari membran
mukus pernafasan
-
Tingkatkan dan monitor intake cairan
2. Mengatasi gangguan pernafasan
a.
Latihan pernafasan
b.
Intensif Respiratory Spirometer (IRS)
menyokong inspirasi maksimal
mengukur
aliran udara inhalasi melalui
bagian mulut
spirometer.
Caranya :
- Pasien inspirasi menekan beberapa
Ú saat
keluarkan perlahan2. jika volume inspirasi
mencapai waktu yg ditentukan (>5000 ml) mesin
kembali kekeadaan semula lampu menyala
mencapai waktu yg ditentukan (>5000 ml) mesin
kembali kekeadaan semula lampu menyala
c. Postural Drainage
gravitasi sekresi dari berbagai
segmen paru dpt perkembangan bakteri
dan infeksi sekunder serta menyumbat jalan nafas kecil atelektasis.
sebaiknya dilakukan sebelum
sarapan, makan siang, sore menjelang malam dan menjelang tidur
- Kaji TTV
- Catat tanda2 toleransi, spt :
muka pucat,
diaporesis dan dispneu
Ú d.
Suction
mengeluarkan sekret yg menumpuk pada
jalan nafas shg memudahkan u/ ventilasi
mengeluarkan sekret yg menumpuk pada
jalan nafas shg memudahkan u/ ventilasi
Ukuran : Jarak ujung hidung – cuping
telinga (± 13 cm) dewasa
e.
Terapi O2
Dilakukan pada klien yg menderita
hypoksemia, gejala : denyut nadi yg
cepat, pernafasan dangkal dan
dyspneu,
gelisah atau mengigau, retraksi
substernal
atau intercostal dan cyanosis.
PNEUMONIA
Catatan
tambahan respirasi
Ú PENGERTIAN
Pneumonia
Adalah Infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan jaringan
interstitiil
Ú ETIOLOGI
Ú Bakteri
Ú Virus
Ú Mikoplasma/Jamur
Ú PATOFISIOLOGI
Kuman masuk
ke jaringan paru melalui saluran pernafasan Atas mencapai bronkiolus dan
kemudian ke Alveolus sekitarnya dan menyebabkan infasi kuman pada jaringan
paru.
Pola
Penyakit Tergantung : Agen Penyebab Usia Anak, Reaksi Anak, Luasnya Lesi dan
derajat obstruksi Bronkus.
Ú INSIDENS
- Pneumonia virus sering dijumpai di negara maju
- Pneumonia streptokokus paling sering pada 2 tahun pertama kehidupan..
- Pneumonia pneumokokus 90% dari semua pneumonia.
- Mikoplasma umur 16 dan 19 tahun.
- Pneumonia akan terjadi lebih berat dan lebih sering pada bayi dan anak-anak kecil.
- Virus sinsisium respiratori merupakan penyebab berbesar dari kasus pneumonia virus.
- Infeksi virus saluran napas adalah penyebab kematian kedua pada bayi dan anak kecil.
- Pneumonia mikoplasma mencakup 10 sampai 20% pneumonia yang dirawat di rumah sakit.
Ú MANIFASTASI
KLINIS
Tanda-tanda klinis utama :
•
Batuk
•
Dispnea
•
Takipnea
•
Sianosis
•
Melemahnya suara napas
•
Retraksi dinding toraks
•
Napas cuping hidung
•
Nyeri abdomen
•
Batuk paroksismal mirip pertusis
•
Anak-anak yang lebih besar tidak tampak sakit
Ú KOMPLIKASI
- Pneumonia interstisial menahun
- Atelektasis segmental atau lobar kronik
- Rusaknya jalan napas
- Efusi pleura
- Kalsifikasi paru
- Fibrosis paru
- Bronkitis obliteratif dan bronkiolitis
- Atelektasis persisten
Ú PENATALAKSANAAN
MEDIS
Ú Oksigenasi dan
terapi
pernafasan
Ú Antibiotik
Ú Torasintesis atau WSD
Ú PENGKAJIAN
KEPERAWATAN
- Pengkajian respiratori.
–
Bernapas (Frekuensi, Pola, Retraksi, Cuping Hidung, Posisi nyaman)
–
Hasil auskultasi toraks (Ronki Kering/Basah, Insp-Eksp memanjang,
Serak, Batuk, Stridor)
–
Hasil pemeriksaan toraks
•
Lingkar dada
•
Bentuk dada
–
Tampilan umum
•
Warna merah
muda, pucat, sianosis, akrosianosis
•
Tingkat aktivitas
•
Perilaku apatis,
tidak aktif, gelisah dan ketakutan
•
Tinggi dan berat badan
- Kaji kepatenan jalan napas.
- Kaji adanya tanda-tanda gawat pernapassan dan respons terhadap terapi oksigen.
- Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi
- Kaji respons anak terhadap pengobatan.
- Kaji kemampuan keluarga untuk penatalaksanaan program pengobatan di rumah.
- Bersihan Jalan Nafs tidak efektif.
- Tidak Efektifnya Pola Nafas
- Gangguan pertukaran Gas
- Gangguan ventilasi spontan
- Kurang Pengetahuan
- Resiko Aspirasi
- Potensial Komplkasi syok septik
- Nutrisi Kurang dari Kebutuhan
- Hipertermia
- DIsfungsi respon penyapihan
Ú MASALAH
YANG LAZIM MUNCUL PADA KLIEN
Bersihan jalan napas tidak efektif
–
Ditandai dengan :
dyspnea, suara napas
tambahan (rales, krakles, ronchi, whezing), orthopnea, batuk tidak efektif/
tidak ada, produksi sputum, cyanosis, sulit bicara, perubahan rata-rata
rspirasi dan irama, kelelahan.
–
Faktor yang berhubungan :
•
Lingkungan : merokok, perokok pasif
•
Obstruksi jalan napas : spasme jalan napas,
sekresi berlebihan, jalan napas buatan, benda asing, sekresi di bronchi,
eksudat di alveoli.
•
Fisiologi : disfungsi neuromuskuler, hiperplasi
dinding bronchial, penyakit paru obstruksi menahun, infeksi, astma, alergi.
Tidak efektifnya pola napas
–
Ditandai
dengan:
penurunan tekanan
inspirasi/ ekspirasi, penurunan ventilasi per menit, penggunaan otot bantu
pernapasan, dyspnea, ortopnea, gangguan ekspansi dada, napas pendek, pernapasan
bibir, fase ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior pasterior,
respirasi per menit : bayi <25/ >30, 1-4 thn <20/ >30, 5-14 thn
<14/ >25, >14 thn <11/ >24, napas dalam :tidal volume :bayi 6-8
ml/kg, penurunan kapasitas vital.
–
Faktor yang berhubungan :
hipertensi,
hipoventilasi, nyeri, deformitas dinding torak, cemas, fatigue, disfungsi
neuromuskuler, gangguan muskuloskeletal, gangguan persepsi/ kognitis, obesitas,
injury spinal cord, immatur syaraf, fatigue otot pernapasan.
Ú Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan TBC
1. Definisi
:
Adalah penyakit menular yang
disebabkan infeksi kuman mycobakterium tuberkulosis.
Tuberkulosis Primber :
Kalau seseorang terkena infeksi
kuman TBC untuk pertama kalinya.
Biasanya pada anak-anak
Tuberkulosis Post Primber :
Dapat terjadi sebagai akibat
reaktivitas Lesi Primer, Perburukan dari Lesi Primer, Lesi
Primer dapat menyembuhkan, kuman
tetap berada dalam keadaan dormant (disebut juga infeksi laten) dan
setelah bertahun-tahun kemudian dapat
reaktivasi kembali
pada
waktu ada penurunan daya tahan
Cara
Penularan :
Terjadi
melalui udara dengan menghirup dahak yang mengandung
kuman TBC
yang dibatukkan dan dihirup oleh orang sehat
masuk ke
jalan nafas dan berkembangbiak diparu,atau dahak yang
mengandung
TBC jatuh lebih dulu ke tanah mengering dan debu
yang
mengandung kuman TBC disebut juga air borne disease.
Patogenesis
: TBC Primer
Pad orang
yang tidak kebal, kuman TBC dapat masuk ke tubuh melalui :
- Paru : Inhalasi (Lesi Primer di
paru : 70-80%)
-
G.I.Tract
: Di daerah dimana TBC sapi masihg sering ditemukan. (Lesi Primber di Intensine
12-25%)
Kuman masuk
ke paru membentuk sarang pneumonia TBC setempat
yang kecil
di perifer disebut sarang primer atau Afek Primer.
Dari sini
terbawa kelenjar hilus.Lesi Primer bersama pembesaran
kelenjar
hilus disebut Komplex Primer.Komplex Primer kemudian
menjadi : -
Sembuh tanpa cacat.
-
Sembuh dengan klasifikasi.
-
Komplikasi dan menyebar.
Faktor yang
berperan terhadap timbulnya penyakit TBC.
Kuman
TBC adalah penyakit infeksi, maka faktor yang harus diperhatikan :
1. Sumber infeksi :
- Manusia :
Sputum
- Binatang :
Susu
2. Dosis infeksi
3. Virulensi kuman TBC
4. Daya tahan host
Pencegahan
Tuberkulosis :
1. Pencegahan infeksi
a. Pencegahan infeksi dari sputum dengan cara :
- Case finding : photo mass,
sputurn, skin test.
- Isolasi dan therapi pasien secara
efektif
- Menurunkan kemungkinan infeksi
dari kasus yang tidak diketahui dengan cara :
Memperbaiki
ventilasi dan mencegah over crowding di rumah, tempat kerja, transport
umum dan tempat-tempat
pertemuan umum.
b. Pencegahan infeksi dengan susu sapi yang bebas TBC dand engan pasteurisasi susu.
2. Meningkatkan daya tahan host
a. Gizi yang baik, perumahan yang baik, tidur yang cukup,
olah raga, udara yang segar.
b. Meningkatkan daya tahan spesifik dari host dan vaksinasi
BCG.
Komplikasi
:
- Efusi pleura
- Empyma TBC
- TBC laryax
- TBC ekstra pulmoner
- COR Pulmonal
- CA Bronchus terutama pasien perokok
Pengobatan
:
-
INH (tBG)
-
Rifanpicin
-
Pyrazinamide
-
Ethambutol
-
Streptomycin
Ú ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
TBC
1.
Pengkajian
Aktivitas/Istirahat
- Kelelahan umum dan kelemahan.
- Napas pendek karena kerja.
- Kesulitan tidur pada malam atau
demam malam hari, menggigil dan/atau berkeringat.
- Mimpi buruk.
- Takikardia, takipnea/dispnea pada
kerja.
- Kelelahan otot, nyeri dan sesak
(tahap lanjut).
Integritas
Ego
- Adanya faktor stres lama.
- Masalah keuangan, rumah.
- Perasaan tak berdaya/tak ada
haraan.
- Populasi budaya/etnik : Amerika
Asli atau imigran dari Amerika Tengah, AsiaTenggara,Indian anak benua.
- Menyangkal (khusus selama tahap
dini)
- Ansietas, ketakutan, mudah
terangsang.
Makanan/Cairan
- Kehilangan nafsu makan
- Tak dapat mencerna
- Penurunan berat badan
- Turgor kulit buruk, kering/kulit
bersisik
- Kehilangan otot/hilang lemak
subkutan
Nyeri/Kenyamanan
- Nyeri dada meningkat karena batuk
berulang.
- Berhati-hati pada area yang sakit.
- Perilaku distraksi, gelisah.
Pernafasan
- Batuk, produktif atau tak
produktif.
- Nafas pendek.
- Riwayat tuberkulosis.
- Peningkatan frekuensi pernafasan
(penyakit luas atau fibrosis perenkim
paru dan pleura).
-
Perkusi
pekan dan penurunan fremitus (cairan atau penbalan pleural). Bunyi nafas
menurun/tak ada secara bilateral atau unilateral (effusi pleural/pneumotorak). Bunyi nafas
tubuler dan/
atau bisikan pektoral di atas
lesi luas. Krekels tercatat di atas apek
paru selama inspirasi
cepat setelah batuk pendek (krekels posttussic).
- Karakteristik sputum :
hijau/purulen, mukoid kuning, atau bercak darah.
- Devisi trakeal (penyebaran
bronkogenik)
Keamanan :
- Adanya kondisi penekanan imun,
contoh AIDS,kanker.
- Test HIV positif
- Demam rendah atau sakit panas
akut.
Interaksi
Sosial :
- Perasaan isolasi/penolakan karena
penyakit menular.
- Perubahan pola biasa dalam
tanggung jawab/perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran
Penyuluhan/Pembelajaran
:
- Riwayat keluarga TB
- Ketidakmampuan umum/status
kesehatan buruk.
- Gagal untuk membaik/kambuhnya TB.
- Tidak berpartisipasi dalam terapi
2. Diagnosa
Keperawatan
1. Kebersihan jalan nafas tidak efektif.
2. GG. Pertukaran gas.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan.
4. Resti infeksi (penyebaran/aktivitas ulang).
5. Kurang pengetahuan.
6. Isolasi Sosial
Ú BRONCHITIS
A.Bronchitis
Akut
1. Pengertian
Bronchitis akut adalah
peradangan yang mendadak dari trakea bronchial yang disebabkan oleh infeksi
kuman, bahan kimia atau pysik,
biasanya terbatas dan sembuh sempurna, kembali ke bentuk dan faal yang normal
seperti semula.
2. Etiologi
Virus
•
Common clod
•
Adeno
•
Cocksaki
Bakteri
•
Streptococcud
•
Pneumococcus
•
Hemophylus influensa
Ú Jamur
•
Monilia
•
Histopalmosis
Ú Parasit
•
Trichonosis
•
S. Stercoaralis
Ú Bahan-bahan
physis/kimia
•
Debu
•
Tembakau
•
Kebakaran yang hebat
•
Dll
3.Gejala-gejala
•
Menggigil, melaise, sakit belakang dan otot-otot
•
Sakit kepala, kerongkongan kering, gatal-gatal,
nyeri di bawah sternum.
•
Batukkering ataupun mungkin juga mengeluarkan
dahak
•
Suara parau atau mungkin menghilang.
•
Panas yang sedang, nadi meningkat dan pernafasan
cepat.
4. Pemeriksaan
fisik
•
Bunyi pernafasan
•
Bronchial atau sub bronchial, bila terdapat
lendir atau terdapat penyempitan lumen bronchus, biasanya bunyi pernafasan
normal.
Ú Bunyi
tambahan
Ronchi kering disertai wheezing,
tergantung dari sifat lendir.
- Kental : ronchi kering
- Cair : ronchi basah
Juga tergantung dari lokasi
peradangan
- Bronchus : ronchi keras
- Bronchioli : ronchi halus
5. Laboratorium
Bila penyabab bakteri, akan
terlihat dalam dahak dengan
pewarnaan gram.
6. Pemeriksaan
Radiologis
Tidak terlihat kelainan, kecuali ada
penyebaran proses radang kle
parenchym paru, terjadi pneumonitis
maka akan terlihat kelainan berupa :
bintik-bintik atau plek-plek pada
paru dan adanya pembesaran kelenjar bilus
(khusus pada anak-anak dan orang
tua) atau mungkin hanya terdapat
gambaran bronchovaskuler yang
meningkat.
7. Komplikasi
•
Bronchopneumonia (terutama anak-anak dan orang
tua)
•
Pneumonia
•
Pleuritis exudatif, bila sudah ada komplikasi
pneumonia yang letaknya dekat pleura.
•
Memberatkan penyakit :
1.
Jantung
2.
Hipertensi
3.
Bronchiektase
8. Pengobatan
•
Istirahat dan berhenti merokok
•
Cairan harus cukup
•
Bila penyebab bakteri diberikan antibiotik
•
Obat-obat simptomatik
•
Panas
•
Batuk
9. Prognosis
Bila tidak ada komplikasi yang
berat, cukup baik
B. Bronchitis
Chronic
1. Pengertian
Penyakit tracheo-bronchial yang
berlangsung lama dimana terdapat reaksi radang kronik berupa : fibrosis dan
atropi, baik pada membrana mukosa maupun pada lapisan yang lebih dalam dari
broncus yangs ering ada hubungannya dengan fibrosis paru-paru, emhysema atau
penyakit paru-paru kronis lainnya, biasanya bronchitis akut yang tidak sembuh
dalam 3 bulan dan perlangsungannya dapat sampai 2 tahun.
2. Etiologi
–
Peradangan saluran pernafasan bagian atas yang
tak sembuh-sembuh
–
Kotoran-kotoran dalam hawa udara
–
Infeksi pada waktu anak-anak :
•
Pertusis
•
Morbili
–
Pencemaran pada tempay pekerjaan
–
Keadaan sosial ekonomi yang rendah
–
Merokok bertahun-tahun
–
Komplikasi penyakit paru-paru yang kronik
3. Frekuensi
- Laki-laki : wanita = 3 : 1
- Terutama penderita setengah
umur ke atas.
4. Gejala-gejala
–
Leher rasa kering, batuk menahun mengeluarkan
dahak terutama pada pagi hari
–
Ada hubungannya dengan musim
–
Dahak bercampur nanah atau darah hanya 1 garis
(proses sudah berlangsung lama)
–
Bila sudah terdapat sumbatan broncus, terjadi
whesing, sesak nafas waktu bergiat dan dapat terjadi serangan asma
5. Pemeriksaan
Fisik
–
Pembesaran rongga dada, jari rulah
–
Ronchi kering positif, bila lendir kental. Bila lendirnya cair, terdengar ronchi basah
di basis paru
6. laboratorium
- Mungkin hanya perubahan RBC atau
lekosit ataupun hematokrit agak
meningkat
7. Pemeriksaan
Radiologi
Pada foto biasa (PA) praktis tak
tampak kelainan atau mungkin
gambaran bronchovaskuler sedikit
bertambah.
8. Diagnosis
Banding
•
Ca paru
•
Sarcoidosis
•
Penyakit jamur paru
•
Pneumoconosis
9. Pengobatan
•
Hindari asap, debu, dll
•
Berhenti merokok
•
Infeksi, diberi antibiotik, misalnya :
penicillim, tetracyllin
•
Obat-obat simptomatik :
–
Batuk : Codein 3 x 15 – 30 mg hari
–
Spasme bronchus : Ephedrin sulfat 6 x 8 25
mg/hari
–
Pengaruh faktor alaergi : Anthistamin
–
Pada kasus yang berat dapat dipertimbangkan
pemberian kortikosteroid : prednison 5 – 10 mg( 4 x hari) 3 – 4 hari kemudian
diberikan maintenance dose (dosis direduksi dan diberhentikan sesudah kira-kira
1 minggu)
Ú Patofisiologi
Ú Bronchiotis
adalah suatu peradangan yang terjadi dengan adanya edema pada bronchus atau
pembengkakan pada mukosa, akumulasi sekret atau lendir yang menyebabkan
obstruksi sehingga terjadi penyempitan pada bronchus.
Ú Dengan
adanya obstruksi akan meningkatkan resistensi pada jalan nafas selama inspirasi
dan ekspirasi
Ú Terjadi
hiperinflasi pada paru merupakan akibat dari udara yang tidak terabsorbsi oleh
karena terjadinya konstraksi pada bronchus selama ekspirasi.
Asuhan
Keperawatan
- Pengkajian
•
Pengkajian umum
–
Identitas
–
Riwayat imunisasi
–
Riwayat tumbang
–
Riwayat nutrisi
–
Riwayat psikososial
–
Aktivitas sehari-hari
•
Pengkajian fisik
–
Infeksi dinding toraks
•
Bentuk
•
Kesimetrisan
•
Kelainan-kelainan
–
Palpasi dinding toraks
•
Ada tidak tumor
•
Pembesaran kelenjar getah bening, axilla
•
Fremitus raba/fotal fremitus
–
Perkusi dinding dada
•
Batas paru Batas jantung
•
Adanya proses dalam paru-paru
•
Kesesuaian paru kiri dan kanan.
–
Palpasi dinding toraks
•
Ada tidak tumor
•
Pembesaran kelenjar getah bening, axilla
•
Fremitus raba/fotal fremitus
–
Perkusi dinding dada
•
Batas paru Batas jantung
•
Adanya proses dalam paru-paru
•
Kesesuaian paru kiri dan kanan.
–
Auskultasi paru
•
Bunyi pernafasan
–
Vesikuler
–
Broncho vesikuler
–
Bronchial
–
Amphoric
–
Asthamtic
•
Bunyi tambahan
–
Ronchi
–
Crepitasi
–
Gesekan pleura
2. Diagnosa
Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak
efektif
2. Gangguan pertukaran gas
3. Nutrisi kurangg dari
kebutuhan
4. Infeksi,resiko tinggi
5. Kurang pengetahuan mengenai
kondisi,tindakan
6. Kekurangan Vol cairan,resiko
tinggi
7. Isolasi Sosial
Ú PNEUMONIA
I.
Pengertian
Pneumonia adalah infeksi saluran
nafas bagian bawah. Penyakit ini adalah infeksi akut jaringan paru oleh
mikro-organisme yang dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang
masuk dalam area alveoli. Sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri,
yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus.
II.
Etiologi
Cara terjadinya penularan
berkaitan pula dengan jenis kuman,misalnya infeksi melalui droplet sering
disebabkan Streptococcus pneumoniae,melaui selang infuse oleh Staphylococcus
aureus sedangkan infeksi pada pemakaian ventilator oleh P.aeruginosa
dan enterobacter.Pada masa ini terjadi perbahan pola mikroorganisme
penyebab ISNBA akibat adanya perubahan keadaan pasien seperti gangguan
kekebalan dan penyakit kronik,polusi lingkungan,dan penggunaan antibiotic yang
tidak tepat hingga menimbulkan perubahan karakteristik kuman.Terjadilah
peningkatan patogenitas/jenis kuman.Terutama S.aureus,B. catarrhalis,H.
influenzae dan Enterobacteriacae oleh adanya berbagai mekanisme,juga
dijumpai pada berbagai bakteri enteric gram negative.
Ú Dokumentasi Keperawatan
Ú Dokumentasi Asuhan Keperawatan yang lazim digunakan perawat atau mahasiswa
keperawatan adalah pendekatan proses
keperawatan dengan memasukkan ke dalam Catatan Perkembangan yang biasa
disingkat dengan istilah CP.
Ú Ada 6 bentuk format Catatan Perkembangan ,antara lain :
Ú 1. CP Ia :
Data yang telah dikaji melalui format pengkajian data dasar dikelompokkan menjadi Data Objektif (DO) dan Data Subjektif (DS) yang dikenal sebagai Data Fokus.
Ú 2. CP Ib :Adalah format yang digunakan
perawat untuk membuat analisa data dan mengidentifikasi etiologi dan masalah klien
3. CP.2 : Adalah format catatan perawat yang berisikan masalah/diagnosa
keperawatan,tanggal ditemukan masalah dan teratasinya masalah klien.
4. CP.3 : Adalah format catatan yang berisi tentang Rencana Keperawatan yang terdiri dari,hari dan tanggal/jam,
diagnosa keperawatan disertai data penunjang,tujuan yang akan dicapai,
rencana tindakan dan rasionalisasi
5. CP.4 : Format catatan perawat yang berisi tentang tindakan perawat dan hasil yang diperoleh
6. CP.5 : Adalah format catatan perawat yang berisikan tentanng catatan perkembangan pasien yang terdiri dari hari,tanggal,nomor diagnosa,
jam/waktu dan SOAP (Subjektif,
Objektif,Assesment,Planning)
7. CP.6 : Adalah Format catatan perawat yang berisi tentang resume akhir atau ringkasan pasien pulang
RESUME
KEPERAWATAN
Nama
Pasien :
Umur :
Jenis
kelamin :
Pekerjaan :
Tanggal
Masuk :
Tanggal
keluar :
Alamat :
- Masalah Perawatan pada saat pasien dirawat
1……………………………………………………………………………………………………………………………
2……………………………………………………………………………………………………………………………
3……………………………………………………………………………………………………………………………
4…………………………………………………………………………………………………………………………….
- Tindakan keperawatan selama dirawat
1…………………………………………………………………………………………………………………………….
2…………………………………………………………………………………………………………………………….
3…………………………………………………………………………………………………………………………….
- Evaluasi
1…………………………………………………………………………………………………………………………..
2…………………………………………………………………………………………………………………………..
3……………………………………………………………………………………………………………………………
- Catatan pengobatan/terapi medik/penunjang yang diberikan
1……………………………………………………………………………………………………………………………
2……………………………………………………………………………………………………………………………
3……………………………………………………………………………………………………………………………
Untuk melihat tingkat
perkembangan pasien
yang
dirawat dirumah sakit (pasien rawat
inap)maka
digunakan “Sistem Pencatatan Medis”
atau biasa
disebut dengan “Rekam Medis
Kesehatan
(RMK)”yaitu merupakan keterangan
tentang
identitas,hasil anamnesis,pemeriksaan dan
catatan
segala kegiatan pelayanan kesehatan atas
pasien dari
waktu ke waktu.
Dalam PERMENKES
No.749a/Menkes/XII/89
Tentang RM
yang disebut dengan Rekam Medis
ialah :
berkas yangn berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas
pasien,pemeriksaan,pengobatan,tindakan dan
pelayanan
lain kepada pasien pada sarana pelayanan
Kesehatan,terdapat
2 jenis RM yaitu :
- RM untuk pasien rawat jalan
- RM untuk pasien rawat nginap
Salah satu
contoh Rekam Medis yang digunakan
ada RSU
Perjan Dr Wahidin Sudirohusodo
makassar
yang isinya terdiri dari:
- Format Rinngkasan Pasien masuk dan keluar (MR 1)
- Format Resume akhir Pelayanan (MR 2)
- Format Anamnese riwayat penyakit sekarang,yang lalu dan riwayat kesehatan keluarga khusus pasien interna (MR 2/1)
- Format pemeriksaan fisik pasien (MR 3/1)
- Format perjalan penyakit dan instruksi Dokter (MR 4)
6. Format
Hasil Konsultasi Gizi (MR A-2)
7. Format
Catatan Perawat/Bidan (MR 5)
8. Format
rekaman pengkajian data dasar (MR 5a)
9. Format rekaman
Rencana Asuhan Keperawatan (MR 5.2)
10.Format
Rekaman tindakan keperawatan
(MR 5.3a)
11.Catatan
pemberian cairan dan pengobatan
(MR 5b)
12.Catatan
perkembangan Pasien (MR 5.4a)
13. Catatan
Perencanaan Pasien pulang (MR 5.4b)
14. Resume
Keperawatan (MR 5.4c)
15. Format
rekaman Grafik suhu,nadi,pernafasan dan tekanan darah (MR 6)
16. Format
Catatan Hasil Pemeriksaan Laboratorium (MR 7)
17. Format
Hasil Pemeriksaan Rontgen/PA (MR 8)
18. Format
persetujuan tindakan medis (MR 10)
19. Format
penolakan tindakan medis (MR 10a)
20. Format
laporan operasi (MR 9)
21. Format
lembaran konsultasi (MR 11)
22. Format
kontrol istimewa (MR 12)
23. Format
status anastesi (MR 11b)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar