BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Anemia adalah
kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan membran mucosa pucat, dan pada
test laboratorium didapatkan Hitung Hemoglobin(Hb), Hematokrit(Hm), dan
eritrosit kurang dari normal. Rendahnya kadar hemoglobin itu mempengaruhi
kemampuan darah menghantarkan oksigen yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh
yang optimal.
Anemia adalah penurunan kuantitas atau kualitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi, yang
dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan sel darah merah, peningkatan
kehilangan sel darah merah melalui perdarahan kronik atau mendadak, atau lisis
(destruksi) sel darah merah yang berlebihan (Elizabeth Corwin,2002).
Dimana insidennya 30 %
pada setiap individu di seluruh dunia. Prevalensi terutama tinggi di negara
berkembang karena faktor defisiensi diet dan atau
kehilangan darah akibat infeksi parasit gastrointestinal.
Umumnya
anemia asemtomatid pada kadar hemoglobin diatas 10 gr/dl, tetapi sudah dapat
menyebabkan gangguan penampilan fisik dan mental. Bahaya Anemia yang sangat
parah bisa mengakibatkan kerusakan jantung, otak dan organ tubuh lain, bahkan
dapat menyebabkan kematian.
Sel darah merah
mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke
seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel
darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat
mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh .
Anemia bukan suatu
penyakit tertentu, tetapi cerminan perubahan patofisiologik yang mendasar yang
diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik, dan konfirmasi
laboratorium (Baldy, 2006).
Anemia merupakan masalah medik yang paling sering
dijumpai di klinik di seluruh dunia, disamping berbagai masalah kesehatan utama
masyarakat, terutama di negara berkembang, yang mempunyai dampak besar terhadap
kesejahteraan sosial dan ekonomi, serta kesehatan fisik (Bakta, 2006).
Masyarakat
Indonesia masih belum sepenuhnya menyadari pentingnya zat gizi, karena itu
prevalensi anemia di Indonesia sekarang ini masih cukup tinggi, terutama anemia
defisiensi nutrisi seperti besi, asam folat, atau vitamin B12. Setelah
menentukan diagnosis terjadinya anemia, maka selanjutnya perlu disimpulkan tipe
anemia itu sendiri.Penatalaksanaan anemia yang tepat sesuai dengan etiologi dan
klasifikasinya dapat mempercepat pemulihan kondisi pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ANEMIA
Anemia (dalam
bahasa Yunani: Tanpa
darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (proteinpembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah
normal. Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai
normal eritrosit, kuantitas hemoglobin, dan volumepacked red blood cell (hematokrit)
per 100 ml darah.
Anemia
Gizi adalah kekurangan
kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi
yang diperlukan untuk pembentukan Hb.Anemia
terjadi karena kadar hemoglobin (Hb) dalam darah merah sangat kurang. Di
Indonesia sebagian besar anemia ini disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe)
hingga disebut Anemia Kekurangan Zat Besi atau Anemia Gizi Besi.
B. PENYEBAB ANEMIA
Penyebab Umum dari Anemia:
Kehilangan
darah atau Perdarahan hebat seperti : Perdarahan Akut
(mendadak), Kecelakaan, Pembedahan, Persalinan, Pecahpembuluh darah,perdarahan Kronik (menahun), Perdarahan menstruasiyang sangat banyak, serta hemofilia.
Berkurangnya
pembentukan sel darah merah seperti: Defesiensi zat besi,defesiensi vitamin B12, defesiensi asam folat,danPenyakit
kronik.
Gangguan
produksi sel darah merah seperti: ketidaksanggupan
sumsum tulang belakang membentuk sel- sel darah.
C. KLASIFIKASI ANEMIA
Ada 2 penggolongan Anemia yaitu:
1. Berdasarkan Morfologinya:
1. Anemia Mikrositik Hipokrom
a. Anemia Defisiensi Zat
besi
Adalah Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya
persediaan besi untk eritropoiesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron
store) sehngga pembentukan hemoglobin berkurang.
b. Anemia Penyakit Kronik
Adalah anemia pada penyakit ini merupakan jenis anemia
terbanyak kedua setelah anemia defisiensi yang dapat ditemukan pada orang
dewasa di Amerika Serikat.
2. Anemia Makrositik
a. Defisiensi vitamin B12
Adalah Anemia yang diakibatkan oleh karena kekurangan vitamin B12 dikenal dengan
nama anemia pernisiosa.
b. Defisiensi Asam folat
Adalah bahan esensial untuk
sintesis DNA dan RNA. Jumlah asam folat dalam tubuh berkisar 6-10 mg, dengan
kebutuhan perhari 50mg. Asam folat dapat diperoleh dari hati, ginjal, sayur
hijau, ragi. Asam folat sendiri diserap dalam duodenum dan yeyenum bagian atas,
terikat pada protein plasma secara lemah dan disimpan didalam hati. Tanpa
adanya asupan folat, persediaan folat biasanya akan habis kira-kira dalam waktu
4 bulan.
Berikut metabolisme asam folat :
3. Normositik Normokron
a. Anemia karena perdarahan
Adalah Perdarahan yang banyak saat trauma baik di dalam maupun di luar tubuh akan
menyebabkan anemia dalam waktu yang relatif singkat. Perdarahan dalam jumlah
banyak biasanya terjadi pada maag khronis yang menyebabkan perlukaan pada
dinding lambung. Serta pada wanita yang sedang mengalami menstruasi
dan post partus.
2. Berdasarkan beratnya :
a. Anemia aplastik
Adalah anemia
yang disebabkan oleh ketidaksanggupan sum sum tulang belakang membentuk sel
darah merah.
b. Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan oleh proses hemolisis,
yaitu pemecahan eritrosit dalam pembuluh darah sebelum waktunya.
D. TANDA
DAN AKIBAT ANEMIA
Tanda
– tanda dari penyakit anemia yakni:
a. Lesu, lemah , letih,
lelah, lalai (5L).
b. Sering mengeluh
pusing dan mata berkunang-kunang, dan konjungtiva pucat.
c. Gejala lebih lanjut
adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak
tangan menjadi pucat.
d. Nyeri tulang, pada kasus yang lebih parah, anemia menyebabkan tachikardi, dan pingsan.
Akibat
dari penyakit anemia yakni:
a. Anak-anak :
- Menurunkan kemampuan dan
konsentrasi belajar.
- Menghambat pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasan otak.
- Meningkatkan risiko menderita penyakit
infeksi karena system imun menurun
b. Wanita :
- Anemia akan menurunkan daya tahan
tubuh sehingga mudah sakit.
- Menurunkan produktivitas kerja.
- Menurunkan kebugaran.
c. Remaja putri :
- Menurunkan kemampuan dan
konsentrasi belajar.
- Mengganggu pertumbuhan sehingga
tinggi badan tidak mencapai optimal.
- Menurunkan kemampuan fisik
olahragawati.
- Mengakibatkan muka pucat.
d. Ibu hamil :
- Menimbulkan perdarahan sebelum
atau saat persalinan.
- Meningkatkan risiko
melahirkan Bayi dengan Berat Lahir Rendah atau BBLR (<2,5 kg).
- Pada anemia berat, bahkan dapat
menyebabkan kematian ibu dan/atau bayinya.
E. KRITERIA ANEMIA
Untuk
memenuhi definisi anemia, maka perlu ditetapkan batas hemoglobin atau
hematokrit yang dianggap sudah terjadi anemia. Batas tersebut sangat
dipengaruhi oleh usia,jenis kelamin,dan ketinggian tempat tinggal dari
permukaan laut.
Batasan
yang umum dipengaruhi adalah kriteria WHO pada tahun 1968.Dinyatakan sebagai
anemia bila tedapat nilai dengan criteria sebagai berikut:
No
|
Jenis kelamin/ usia
|
Kadar hemoglobin
|
||
1
|
laki-laki
|
Hb <13gr/dl
|
||
2
|
perempuan dewasa tidak hamil
|
Hb <12gr/dl
|
||
3
|
Perempuan
|
Hb
<11gr/dl
|
||
4
|
Anak usia 6-14 tahun
|
Hb
<12gr/dl
|
||
5
|
Anak usia 6 bulan-6 tahun
|
Hb
<11gr/dl
|
Untuk kriteria anemia di klinik, rumah sakit,atau praktik klinik pada
umumnya dinyatakan anemia bila terdapat nilai sebagai berikut.
1.
Hb <10gr/dl
2.
Hematokrit <30%
3.
Eritrosit <2,8juta
F. KASUS
ANEMIA
Dari berbagai banyak klasifikasi atau golongan dari
anemia maka sesuai dengan bahan ini, saya mengangkut kasus mengenai anemia
defisiensi besi(Fe).
An. Samson, seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dibawa
ke dokter dengan keluhan pucat. Menurut anamnesis dari ibu, anaknya terlihat
pucat sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan lain yang menyertai adalah demam yang
tidak terlalu tinggi, perut mual, dan susah makan. Sejak kecil Samson memang
tidak suka makan daging. Kata guru TK-nya, saat mengikuti pelajaran Samson
sering tertidur di kelas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat,
bising jantung, tidak didapatkan hepatomegali ataupun splenomegali. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 8,0 g/dL. Dokter memberikan tablet tambah
darah untuk Samson.
Pasien
dalam kasus menderita anemia akibat defisiensi besi, padahal tingkat kebutuhan
besi (Fe) meningkat dalam masa pertumbuhan. Akibat kurangnya asupan zat gizi
berupa besi yang penting dalam proses hemopoiesis ini menimbulkan konsekuensi
berbagai gejala klinis yang dialami oleh pasien tersebut. Dalam laporan ini,
penulis membahas perbandingan berbagai jenis anemia, namun lebih fokus
difokuskan kepada anemia defisiensi besi.
a. Defisiensi
Zat Besi
Adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya persediaan besi untk eritropoiesis,
karena cadangan besi kosong (depleted iron store) sehngga pembentukan
hemoglobin berkurang.
b. Etiologi
Anemia defisiensi besi secara umum dapat disebabkan oleh kekurangan asupan
besi, gangguan penyerapan besi, serta kehilangan besi akibat penyakit tertentu.
Penyebab spesifik yang terkait dengan 3 proses diatas adalah:
·
Perdarahan menahun misalnya tukak
peptic, menoragi, hematuria, hemoptisis, infeksi cacing tambang
·
Kurangnya jumlah besi dalam makanan
·
Peningkatan kebutuhan besi yang
tidak sesuai dengan asupan
·
Gangguan absorbsi besi
c. Gejala
Klinis
Keadaan
lemah, lesu, mual, dan muntah.
Muka
pucat, demam, dan aneroksia.
Mata
berkunang – kunang, serta telinga mendenging.
Gejala
khas yang dijumpai pada defisiensi besi dan tidak dijumpai pada anemia lain
yaitu:
1. Koilorikia
: kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertical, dan cekung sehingga menjadi
sendok.
2. Atrofi
papilla lidah : permukaan lidah menjadi licin dan mengilap karena papil lidah
menghilang.
3. Stomatitis
angularis : adanya peradangan pada sudut mulut, sehingga tampak pada bercak
berwarna pucat keputihan.
Pada
kasus diatas, pasien mengalami anemia, namun hasil pemeriksaan
lebih lanjut belum didapatkan, sehingga tipe anemia yang lebih spesifik belum
diketahui.
Namun
berdasarkan pemeriksaan hemoglobin, Hb 8 gr/dL menunjukkan
bahwa pasien memang mengalami anemia, karena pada anak-anak, Hb dibawah 11
g/dL dikategorikan sebagai anemia. Untuk menentukan jenis anemia yang
spesifik agar penatalaksanaannya berjalan efektif perlu dilakukan serangkaian
tes lain,sepertites laboratorium.
Hemoglobinisasi yang
tidak adekuat menyebabkan central pallor di tengah eritrosit berwarna pucat
berlebihan yang lebih dari sepertiga diameternya, sehingga menimbulkankeadaan
pucat pada pasien. Sementara itu, besi dibutuhkan oleh enzim untuk
sintesis DNA dan enzim mieloperoksidase netrofil sehingga menurunkan imunitas
seluler. Akan tetapi,defisiensi besi juga menyebabkan berkurangnya
penyediaan besi pada bakteri sehingga menghambat pertumbuhan bakteri yang
berakibat pada ketahanan terhadap infeksi. Maka dari itu, timbul demam
yang tidak terlalu tinggi.
Defisiensi besi dapat menyebabkan gangguan enzim aldehid oksidase sehingga terjadi
penumpukan serotonin yang merupakanpengontrol nafsu makan.
Hal
ini mengakibatkan reseptor 5 HT meningkat, di usus halus menyebabkan mual
dan muntah. Selain itu, defisiensi besi juga dapat menyebabkan gangguan
enzim monoamino oksidase sehingga terjadi penumpukan katekolamin dalam
otak. Hal inilah yang menjadi sebab terjadinya keadaan mual
dan sulit makan.
Selanjutnya,
pasien sering tidur di kelaskarena oksigen yang tersedia dalam
darah tidak cukup untuk menyuplai kebutuhan sel-sel otak, sehingga pasien
mengantuk dan sering tertidur. Sedangkan bising jantung disebabkan
akibat kerja jantung yang lebih kuat karena adanya gangguan oksigenasi
jaringan.
Mekanisme
peningkatkan kecepatan aliran darah inilah yang menimbulkan bising
jantung. Hepatomegali terjadi pada anemia hemolitik, akibat dari kerja hati
yang lebih keras dalam merombak eritrosit karena hemolisis yang tidak wajar.
Sedangkan splenomegali juga terjadi pada anemia hemolitik,
dimana eritrosit yang rapuh melewati kapiler yang sempit dalam limpa, sehingga
pecah dan menyumbat kapiler limpa sehingga terjadi pembesaran limpa. Tidak
adanya hepatomegali dan splenomegali menunjukkan bahwa pasien dalam kasus tidak
mengalami anemia jenis hemolitik.
Seperti yang telah
dikemukakan dalam kasus, pasien tidak suka makan daging.
Padahal, daging merupakan sumber zat besi sebagai pembentuk heme yang
absorpsinya tidak dihambat oleh bahan penghambat sehingga mempunyai
bioavailabilitas tinggi. Selain besi, daging juga mengandung zat gizi lain,
misalnya asam folat.
Protein
daging lebih mudah diserap karena heme dalam hemoglobin dan mioglobin tidak
berubah sebagai hemin (bentuk feri dari heme). Kompleksnya nutrisi yang
terkandung dalam daging inilah yang menyebabkan pasien mengalami anemia,
walaupun yang paling dominan adalah akibat dari defisiensi besi.
Tablet tambah darah yang diberikan berisi besi dan asam folat, jadi sesuai terapi anemia defisiensi besi yang dianjurkan. Selain itu, apabila pasien karena hal-hal tertentu tidak dapat menggunakan terapi besi oral, maka terapi dapat diganti dengan terapi besi parenteral. Terapi penunjang seperti diet juga diperlukan untuk menunjang keberhasilan terapi.
Tablet tambah darah yang diberikan berisi besi dan asam folat, jadi sesuai terapi anemia defisiensi besi yang dianjurkan. Selain itu, apabila pasien karena hal-hal tertentu tidak dapat menggunakan terapi besi oral, maka terapi dapat diganti dengan terapi besi parenteral. Terapi penunjang seperti diet juga diperlukan untuk menunjang keberhasilan terapi.
Sehubungan
dengan kasus tersebut maka tata laksana atau pengobatan yang kita lakukan
khusus anemia defisiensi zat gizi yaitu:
Tatalaksana dari anemia defisiensi besi meliputi tatalaksana kausa penyebab
anemia dan pemberian preparat pengganti besi (Iron replacement therapy)
Tatalaksana kausa
Merupakan terapi terhadap kondisi yang menyebabkan anemia misalnya
memberikan obat cacing pada pasien dengan infeksi cacing atau pembedahan pada
pasien hemmoroid.
Iron replacement therapy
Tujuan dari terapi ini adalah mengkoreksi nilai hemoglobin dan juga mengisi
cadangan besi tubuh secara permanen. Besi yang diberikan dapat melalui pemerian
oral atau pemberian parenteral.
Suplemen besi oral
Suplemen besi oral merupakan salah satu pilihan yang baik untuk mengganti
defisiensi besi karena harganya yang relatif murah dan mudah didapat. Terdapar
berbagai sediaan preparat besi oral seperti ferrous sulfas, ferrous
fumarat, ferrous lactate, dan lainnya namun demikianferrous sulfat merupakan
pilihan utama karena murah dan cukup efektif.
Suplemen besi oral ini diberikan dengan dosis 300 mg/hari yang dapat
dibagikan menjadi beberapa kali makan. Dengan dosis suplementasi tersebut
diharapkan terserap 50 mg/hari karena besi memang diserap dalam jumlah yang
tidak banyak oleh sistem pencernaan manusia. Besi yang diserap akan digunakan
langsung untuk eritropoiesis, hasilnya di hari ke 4-7 biasanya eritropoesis
telah jauh meningkat dan memuncak pada hari 8-12 setelah terapi dimulai.
Setelah terjadi penyerapan besi dalam jumlah besar di awal terapi
tubuh akan merespon dengan penurunan eritropoetin sehingga penyerapan di besi
di usus dikurangi, akibatnya kadar penyerapan tidak lagi sebesar sebelumnya.
Tujuan yang juga akan dicapai dari terapi ini adalah mengisi cadangan besi
tubuh sebanyak 0,5-1 g besi karena itu suplementasi ini diberikan selama 6-12
bulan untuk mengatasi asorbsi usus yang telah menurun.
Edukasi kepada pasien tentang suplementasi besi merupakan salah satu
kewajiban dokter. Pasien diberikan informasi bahwa sebaiknya suplemen tersebut
dikonsumsi sebelum pasien makan karena akan meningkatkan absorbsinya.
Efek samping obat ini yaitu gangguan gastrointestinal juga perlu
diberitahukan kepada pasien. Penyebab kegagalan terapi besi oral antara lain
gangguan absorbsi dan kepatuhan minum obat pasien yang rendah. Jika defisiensi
besi masih belum juga tertangani dengan langkah-langkah tersebut dipikirkan
untuk memberikan terapi besi parenteral.
Terapi besi parenteral
Alur terapi ini sangat efektif karena tidak melalui sistem pencernaan dan
menghadapi masalah absorbsi, namun demikian risikonya lebih besar dan harganya
lebih mahal oleh karena itu hanya diindikasikan untuk kondisi tertentu saja
misalnya kepatuhan pasien yang sangat rendah. Preparat yang tersedia untuk
terapi ini misalnyaIron dextran complex (50 mg/mL). Pemberian
terapi parenteral adalah melalui IV atau IM.
PENCEGAHAN ANEMIA
Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat membantu menghindari anemia kekurangan zat besi dan anemia kekurangan vitamin dengan makan yang sehat, variasi makanan, termasuk:
Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat membantu menghindari anemia kekurangan zat besi dan anemia kekurangan vitamin dengan makan yang sehat, variasi makanan, termasuk:
1.
Besi. Sumber terbaik zat besi adalah daging sapi dan daging lainnya. Makanan
lain yang kaya zat besi, termasuk kacang-kacangan, lentil, sereal kaya zat
besi, sayuran berdaun hijau tua, buah kering, selai kacang dan kacang-kacangan.
2.
Folat. Gizi ini, dan bentuk sintetik, asam folat, dapat ditemukan di jus
jeruk dan buah-buahan, pisang, sayuran berdaun hijau tua, kacang polong dan
dibentengi roti, sereal dan pasta.
3.
Vitamin B-12. Vitamin ini banyak dalam daging dan produk susu.
4.
Vitamin C. Makanan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, melon dan beri,
membantu meningkatkan penyerapan zat besi.
Makan
banyak makanan yang mengandung zat besi sangat penting bagi orang-orang yang
memiliki kebutuhan besi yang tinggi, seperti anak-anak - besi yang diperlukan
selama ledakan pertumbuhan - dan perempuan hamil dan menstruasi.
G. PENANGGULANGAN
ANEMIA
Tindakan penting yang
dilakukan untuk mencegah kekurangan besi antara lain :
1. Konseling
untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar besi yang cukup secara rutin
pada usia remaja.
2.
Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan, unggas,
makanan laut disertai minum sari buah yang mengandung vitamin C (asam askorbat)
untuk meningkatkan absorbsi besi dan menghindari atau mengurangi minum kopi,
teh, teh es, minuman ringan yang mengandung karbonat dan minum susu pada saat
makan.
3.
Suplementasi besi. Merupakan cara untuk menanggulangi ADB di daerah dengan
prevalensi tinggi. Pemberian suplementasi besi pada remaja dosis 1
mg/KgBB/hari.
4. Untuk
meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi tidak diberi bersama
susu, kopi, teh, minuman ringan yang mengandung karbonat, multivitamin yang
mengandung phosphate dan kalsium.
5. Skrining
anemia. Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit masih merupakan pilihan untuk
skrining anemia defisiensi besi .
H. PENGOBATAN
ANEMIA
Pengobatan anemia tergantung pada penyebabnya:
1.
Anemia kekurangan zat besi. Bentuk
anemia ini diobati dengan suplemen zat besi, yang mungkin Anda harus minum
selama beberapa bulan atau lebih. Jika penyebab kekurangan zat besi kehilangan
darah - selain dari haid - sumber perdarahan harus diketahui dan dihentikan.
Hal ini mungkin melibatkan operasi.
2.
Anemia kekurangan vitamin. Anemia
pernisiosa diobati dengan suntikan - yang seringkali suntikan seumur hidup -
vitamin B-12. Anemia karena kekurangan asam folat diobati dengan suplemen asam
folat.
3.
Anemia penyakit kronis. Tidak ada
pengobatan khusus untuk anemia jenis ini. Suplemen zat besi dan vitamin umumnya
tidak membantu jenis anemia ini . Namun, jika gejala menjadi parah, transfusi
darah atau suntikan eritropoietin sintetis, hormon yang biasanya dihasilkan
oleh ginjal, dapat membantu merangsang produksi sel darah merah dan mengurangi
kelelahan.
4.
Aplastic anemia. Pengobatan untuk
anemia ini dapat mencakup transfusi darah untuk meningkatkan kadar sel darah
merah. Anda mungkin memerlukan transplantasi sumsum tulang jika sumsum tulang
Anda berpenyakit dan tidak dapat membuat sel-sel darah sehat. Anda mungkin
perlu obat penekan kekebalan tubuh untuk mengurangi sistem kekebalan tubuh Anda
dan memberikan kesempatan sumsum tulang ditransplantasikan berespon untuk mulai
berfungsi lagi.
5.
Anemia terkait dengan penyakit
sumsum tulang. Pengobatan berbagai penyakit dapat berkisar dari obat yang
sederhana hingga kemoterapi untuk transplantasi sumsum tulang.
6.
Anemias hemolitik. Mengelola anemia
hemolitik termasuk menghindari obat-obatan tertentu, mengobati infeksi terkait
dan menggunakan obat-obatan yang menekan sistem kekebalan Anda, yang dapat
menyerang sel-sel darah merah. Pengobatan singkat dengan steroid, obat penekan
kekebalan atau gamma globulin dapat membantu menekan sistem kekebalan tubuh
menyerang sel-sel darah merah.
7.
Sickle cell anemia. Pengobatan untuk
anemia ini dapat mencakup pemberian oksigen, obat menghilangkan rasa sakit,
baik oral dan cairan infus untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah komplikasi.
Dokter juga biasanya menggunakan transfusi darah, suplemen asam folat dan
antibiotik. Sebuah obat kanker yang disebut hidroksiurea (Droxia, Hydrea) juga
digunakan untuk mengobati anemia sel sabit pada orang dewasa.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah
keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlahhemoglobin (protein pembawaoksigen) dalam sel darah merah
berada di bawah normal
Penyebab Umum dari Anemia Yaitu:Kehilangan darah atau
Perdarahan hebat, Berkurangnya pembentukan sel darah
merah, dan Gangguan produksi sel
darah merah .
Tanda – tanda dari penyakit
anemia yakni: Lesu, lemah , letih, lelah, lalai (5L), Sering
mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang, dan konjungtiva pucat, Gejala lebih
lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi
pucat, serta Nyeri tulang, pada kasus yang lebih parah, anemia
menyebabkan tachikardi, dan pingsan.
Untuk
memenuhi definisi anemia,maka perlu ditetapkan batas hemoglobin atau hematokrit
yang dianggap sudah terjadi anemia. Batas tersebut sangat dipengaruhi oleh
usia,jenis kelamin,dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut.
Untuk kriteria anemia
di klinik, rumah sakit,atau praktik klinik pada umumnya dinyatakan
anemia bila terdapat nilai sebagai berikut: Hb <10gr/dl, Hematokrit <30% , dan Eritrosit <2,8juta
Kasus yang
kami angkat dari materi ini ialah anem,ia akibat defesiensi zat besi.
B. SARAN
Demikianlah makalah yang telah kami susun
mengenai anemia, yang meliputi berbagai macam klasifikasinya.demi kesempurnaan
makalah ini kami harapkan kritikan serta saran yang membangun. Saran dari
penulis kami harapkan agar pembaca dapat memaknai makalah ini. Semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Dapatkan Penghasilan Tambahan Dengan Bermain Poker Online di www,SmsQQ,com
BalasHapusKeunggulan dari smsqq adalah
*Permainan 100% Fair Player vs Player - Terbukti!!!
*Proses Depo dan WD hanya 1-3 Menit Jika Bank Tidak Gangguan
*Minimal Deposit Hanya Rp 10.000
*Bonus Setiap Hari Dibagikan
*Bonus Turn Over 0,3% + 0,2%
*Bonus referral 10% + 10%
*Dilayani Customer Service yang Ramah dan Sopan 24 Jam NONSTOP
*Berkerja sama dengan 4 bank lokal antara lain : ( BCA-MANDIRI-BNI-BRI )
Jenis Permainan yang Disediakan ada 8 jenis :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar 66
Untuk Info Lebih Lanjut Dapat menghubungi Kami Di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com
Baccarat – Rules and Casino - Play & win
BalasHapusPlay Baccarat choegocasino with us. Here's the list of all the rules febcasino that we have included for this game. All bets placed on the hand. 제왕 카지노 All Baccarat.