Selasa, 20 November 2012

respirasi2. ASKAR,S.KEP.,M.KES, ASKEP GAWATDARURAT SISTEM PERNAPASAN


ASKEP GAWATDARURAT SISTEM PERNAPASAN

GAGAL NAPAS AKUT
·         Tidak berfungsinya pernapasan pada derajat dimana pertukaran gas tidak adekuat untuk mempertahankan gas darah (PaO2 dan atau PaCO2).
·         Hasil pemeriksaan AGD menunjukan nilai PaO2 < 50 mmHg dan atau tanpa PaCO2 > 50 mmHg.
Normal Values and Acceptable Ranges of the ABG Elements
ABG Element Normal Value Range
·         pH 7.4 (7.35 to 7.45)
·         Pa02 90 mmHg (80 to 100 mmHg)
·         Sa02 93 to 100%
·         PaC02 40mmHg (35 to 45 mmHg)
·         HC03 24mEq/L (22 to 26mEq/L)
ETIOLOGI
Kelainan di luar paru:
·         Penekanan pusat pernapasan
·         Kelainan neuromuskular
·         Kelainan pleura & dinding dada
Kelainan dalam paru:
·         Kelainan obstruksi difus
·         Kelainan restriktif difus
·         Infeksi paru
·         Kelainan vaskuler paru
               
PATOFISIOLOGI
Etiologi
Ggn Ventilasi dan/atau Difusi
Hipoksemia( ↓ PaO2) dan/atau Hiperkapnia( ↑ PaCO2)
PaO2 < 50 mmHg
PaCO2 > 50 mmHg 
Gagal NapaS
MEKANISME HIPOKSEMIA
·         O2 rendah
·         Gangguan difusi
·         Hipoventilasi alveolar
·         Ketidakseimbangan ventilasi / difusi
·         Pirau vena ke arteri
·         Peningkatan disaturasi vena dgn disfungsi jantung + 1 atau lebih 5 hal di atas
MEKANISME HIPERKAPNIA
·         Hipoventilasi alveolar
·         Ketidakseimbangan ventilasi / difusi
MANIFESTASI KLINIK
·         Tanda dan gejala sesuai penyebab/etiologi
·         Sebagai akibat hipoksemia dan atau hiperkapnia
                -              Gangguan status mental
                -              Peningkatan kerja pernapasan: pernapasan cuping hidung, penggunaan otot-otot pernapasan tambahan, retraksi dada, dispnea
                -              Sianosis membran mukosa
                -              Tanda-tanda pelepasan katekolamin: ex: takikardi

TEST DIAGNOSTIK
Lab:
                - PaCO2 > 50 mmHg, PaO2 < 50 mmHg, SaO2 <   90%
                -              Peningkatan serum bikarbonat (HCO3)
                - CBC: Polisetemia
                - Elektrolit: Hipokalemia, hipokalsemia &               hipfosfatemia à ggn kontraksi otot
                - Sesuai etiologi
Radiologi à gambaran tergantung etiologi
Test lain: Test fungsi paru
PENGKAJIAN PRIMER
A : Penumpukan sekret, benda asing, lidah jatuh, massa,              dsb (tergantung etiologi)
B : Dispnea, sianosis, retraksi dada, napas cuping hidung,              penggunaan otot-otot pernapasan tambahan, ngorok,                 stridor, mengi, rales sampai henti napas, suara napas     lemah/hilang, suara menghilang, dsb (tergantung                 etiologi)
C : Awalnya  hipoksia takikardi, peningkatan TD,                peningkatan curah jantung. Bila hipoksia menetap           bradikardi, penurunan curah jantung, hipotensi dan              disritmia jantung sampai henti jantung
D : Sakit kepala, gangguan mental, gangguan motorik,    bicara kacau, agitasi, gelisah sampai penurunan                 kesadaran
PENGKAJIAN SEKUNDER
Riwayat:
·         Faktor resiko: riwayat prematur, immunodefesiensi, penyakit paru & jantung kronik, penyakit neuromuskuler, dsb.
·         Batuk, rinorea dan gejala lain infeksi saluran napas atas
·         Demam atau tanda-tanda sepsis
·         Nyeri dada pleuritis
·         Penggunaan sedatif, antidepresan atau narkotik
·         Gejala kelemahan otot atau paralisis
·         Sakit kepala dan hiperkapnia kronik
Con’t pengk. sekunder
Fisik:
·         Umum: Keadaan umum lemah, sianosis
·         Pernapasan: bradipnea (ggn kontrol pernapasan), takipnea (obstruksi & ggn kembang kempis), auskultasi (stridor, wheezing, cracles, suara napas melemah sampai hilang, grunting pd bayi), retraksi dada, penggunaan otot pernapasan tambahan
·         Kardiovaskuler: Takikardi & hipertensi (peningkatan katekolamin), bradikardi & hipotensi (hipoksia menetap), gallop (disfungsi otot jantung), peningkatan CRT, akral dingin dan berkeringat (vasokontriksi perifer)
·         Neurologi: Letargi, irritable, cemas, bingung, tdk konsentrasi, agitasi, gelisah, penurunan kesadaran sampai koma, sakit kepala, kejang, gangguan neuromuskuler (kelemahan – paralisis)
Con’t pengk. sekunder
Penunjang:
·         Lab
·         Radiologi
·         Test fungsi paru
·          
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Gangguan pertukaran gas b.d obstruksi jalan napas dan/atau gangguan kembang kempis paru
INTERVENSI
Penanganan pasien gagal napas akut sangat tergantung pada etiologi
Dukungan jalan napas: bebaskan jalan napas, pemasangan OFT atau NFT, intubasi ETT, krikotirodektomi, trakeostomi, batuk kuat & efektif, postural drainage, fisioterapi dada, hidrasi memadai 45-50 ml/kg bb/hr, inhalasi, ekspektoran, mukolitik, suctioning, bronkodilator, kortikosteroid.
Con’t intervensi
Dukungan paru/pernapasan: posisi, terapi oksigen tek. tinggi >15 L/mnt dgn masker venturi & tek. Rendah < 6 L/mnt dgn nasal canule atau simple masker, CPAP dgn FiO2 > 0,6 & tek. 3-10 cm H2O utk mempertahankan PaO2 > 60 mmHg, NPPV, ventilasi mekanik konvensional, ventilasi mekanik non konvensional, thoraksientesis, WSD, antibiotik, surfaktan
Con’t intervensi
Dukungan utk kardiovaskuler
Dukungan neurologik
Resusitasi bila terjadi henti napas dan atau henti jantung
Monitoring: pernapasan (frek., pola & suara) AGD, kesadaran, tanda-tanda vital, EKG, elektrolit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar