ASKEP GAWATDARURAT SISTEM PERNAPASAN
GAGAL NAPAS AKUT
·
Tidak
berfungsinya pernapasan pada derajat dimana pertukaran gas tidak adekuat untuk
mempertahankan gas darah (PaO2 dan atau PaCO2).
·
Hasil
pemeriksaan AGD menunjukan nilai PaO2 < 50 mmHg dan atau tanpa PaCO2 > 50
mmHg.
Normal
Values and Acceptable Ranges of the ABG Elements
ABG Element Normal Value Range
ABG Element Normal Value Range
·
pH
7.4 (7.35 to 7.45)
·
Pa02
90 mmHg (80 to 100 mmHg)
·
Sa02
93 to 100%
·
PaC02
40mmHg (35 to 45 mmHg)
·
HC03
24mEq/L (22 to 26mEq/L)
ETIOLOGI
Kelainan di
luar paru:
·
Penekanan
pusat pernapasan
·
Kelainan
neuromuskular
·
Kelainan
pleura & dinding dada
Kelainan
dalam paru:
·
Kelainan
obstruksi difus
·
Kelainan
restriktif difus
·
Infeksi
paru
·
Kelainan
vaskuler paru
PATOFISIOLOGI
Etiologi
Ggn
Ventilasi dan/atau Difusi
Hipoksemia(
↓ PaO2) dan/atau Hiperkapnia( ↑ PaCO2)
PaO2 <
50 mmHg
PaCO2 >
50 mmHg
Gagal NapaS
MEKANISME
HIPOKSEMIA
·
O2
rendah
·
Gangguan
difusi
·
Hipoventilasi
alveolar
·
Ketidakseimbangan
ventilasi / difusi
·
Pirau
vena ke arteri
·
Peningkatan
disaturasi vena dgn disfungsi jantung + 1 atau lebih 5 hal di atas
MEKANISME
HIPERKAPNIA
·
Hipoventilasi
alveolar
·
Ketidakseimbangan
ventilasi / difusi
MANIFESTASI
KLINIK
·
Tanda
dan gejala sesuai penyebab/etiologi
·
Sebagai
akibat hipoksemia dan atau hiperkapnia
- Gangguan status mental
-
Peningkatan kerja pernapasan:
pernapasan cuping hidung, penggunaan otot-otot pernapasan tambahan, retraksi dada,
dispnea
- Sianosis membran mukosa
- Tanda-tanda pelepasan katekolamin: ex: takikardi
TEST
DIAGNOSTIK
Lab:
- PaCO2 > 50 mmHg, PaO2 <
50 mmHg, SaO2 < 90%
- Peningkatan serum bikarbonat (HCO3)
- CBC: Polisetemia
- Elektrolit: Hipokalemia,
hipokalsemia & hipfosfatemia
à ggn
kontraksi otot
- Sesuai etiologi
Radiologi à gambaran tergantung etiologi
Test lain:
Test fungsi paru
PENGKAJIAN PRIMER
A :
Penumpukan sekret, benda asing, lidah jatuh, massa, dsb
(tergantung etiologi)
B :
Dispnea, sianosis, retraksi dada, napas cuping hidung, penggunaan otot-otot pernapasan tambahan, ngorok, stridor, mengi, rales sampai
henti napas, suara napas lemah/hilang,
suara menghilang, dsb (tergantung etiologi)
C :
Awalnya hipoksia takikardi, peningkatan
TD, peningkatan curah
jantung. Bila hipoksia menetap bradikardi,
penurunan curah jantung, hipotensi dan disritmia
jantung sampai henti jantung
D : Sakit
kepala, gangguan mental, gangguan motorik, bicara
kacau, agitasi, gelisah sampai penurunan kesadaran
PENGKAJIAN SEKUNDER
Riwayat:
·
Faktor
resiko: riwayat prematur, immunodefesiensi, penyakit paru & jantung kronik,
penyakit neuromuskuler, dsb.
·
Batuk,
rinorea dan gejala lain infeksi saluran napas atas
·
Demam
atau tanda-tanda sepsis
·
Nyeri
dada pleuritis
·
Penggunaan
sedatif, antidepresan atau narkotik
·
Gejala
kelemahan otot atau paralisis
·
Sakit
kepala dan hiperkapnia kronik
Con’t pengk. sekunder
Fisik:
·
Umum:
Keadaan umum lemah, sianosis
·
Pernapasan:
bradipnea (ggn kontrol pernapasan), takipnea (obstruksi & ggn kembang
kempis), auskultasi (stridor, wheezing, cracles, suara napas melemah sampai
hilang, grunting pd bayi), retraksi dada, penggunaan otot pernapasan tambahan
·
Kardiovaskuler:
Takikardi & hipertensi (peningkatan katekolamin), bradikardi &
hipotensi (hipoksia menetap), gallop (disfungsi otot jantung), peningkatan CRT,
akral dingin dan berkeringat (vasokontriksi perifer)
·
Neurologi:
Letargi, irritable, cemas, bingung, tdk konsentrasi, agitasi, gelisah,
penurunan kesadaran sampai koma, sakit kepala, kejang, gangguan neuromuskuler
(kelemahan – paralisis)
Con’t pengk. sekunder
Penunjang:
·
Lab
·
Radiologi
·
Test
fungsi paru
·
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Gangguan
pertukaran gas b.d obstruksi jalan napas dan/atau gangguan kembang kempis paru
INTERVENSI
Penanganan
pasien gagal napas akut sangat tergantung pada etiologi
Dukungan
jalan napas: bebaskan jalan napas, pemasangan OFT atau NFT, intubasi ETT,
krikotirodektomi, trakeostomi, batuk kuat & efektif, postural drainage,
fisioterapi dada, hidrasi memadai 45-50 ml/kg bb/hr, inhalasi, ekspektoran,
mukolitik, suctioning, bronkodilator, kortikosteroid.
Con’t intervensi
Dukungan
paru/pernapasan: posisi, terapi oksigen tek. tinggi >15 L/mnt dgn masker
venturi & tek. Rendah < 6 L/mnt dgn nasal canule atau simple masker,
CPAP dgn FiO2 > 0,6 & tek. 3-10 cm H2O utk mempertahankan PaO2 > 60
mmHg, NPPV, ventilasi mekanik konvensional, ventilasi mekanik non konvensional,
thoraksientesis, WSD, antibiotik, surfaktan
Con’t intervensi
Dukungan
utk kardiovaskuler
Dukungan
neurologik
Resusitasi
bila terjadi henti napas dan atau henti jantung
Monitoring:
pernapasan (frek., pola & suara) AGD, kesadaran, tanda-tanda vital, EKG,
elektrolit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar